Warga muslim di Desa Kaitetu Kecamatan Leihitu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, menggelar tradisi berziarah kubur usai Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1441 Hijriah, Sabtu pagi.
Berdasar pantauan di desa setempat, Sabtu, usai Shalat Id berjamaah di Masjid Jami Hena Lua sekitar pukul 07.00 WIT, warga muslim sunni di Desa Kaitetu berbondong-bondong mengunjungi makam keluarga dan kerabat mereka yang telah meninggal dunia.
Berada di belakang kampung, komplek pemakaman umum di Desa Kaitetu tampak ramai dengan aktivitas warga menaburkan bunga, berdoa dan membacakan surah Alfatihah dan Yassin sejak pukul 09.00 WIT.
Menziarahi makam keluarga dan kerabat usai Shalat Id merupakan tradisi yang dilaksanakan oleh warga Kaitetu dari berbagai usia.
Kendati ramai, warga terlihat menjaga jarak sosial, tidak saling bersentuhan atau bersalaman saat aktivitas ziarah dilaksanakan.
Seorang warga Desa Kaitetu, Ny Fatma Nukuhaly (31) mengatakan ziarah kubur adalah tradisi bersilaturahmi dengan keluarga dan kerabat yang telah meninggal dunia, berbagi suka cita hari raya dengan mereka.
Tradisi ini telah dilaksanakan sejak masa leluhur warga Kaitetu, dan masih diteruskan hingga saat ini.
"Semalam usai membayar zakat, kami menyalakan lilin di kubur, hari ini kami mengunjungi mereka lagi untuk membacakan doa semoga Allah SWT melapangkan kubur mereka yang duluan meninggal dunia," katanya.
Berjarak sekitar 32,5 kilometer dari kota Ambon, Kaitetu yang berpenduduk sekitar 3.000-an jiwa merupakan satu dari 11 kampung berpenduduk muslim sunni di Kecamatan Leihitu.
Terkenal dengan Masjid kuno Wapauwe yang didirikan pada 1414, desa ini juga mempunyai gereja tertua di Pulau Ambon, yakni Gereja Immanuel yang dibangun sekitar tahun 1780 - 1781 di bawah pemerintah Eillem Beth Iacobs, kepala comtoire Hila pada masa pemerintahan Gubernur Hindia-Belanda Bernardus van Pleuren.
Warga Desa Kaitetu merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1441 Hijriyah pada hari ini, sehari lebih awal dari yang ditetapkan pemerintah atau Kementerian Agama.
Karena pandemi virus corona (COVID-19), hari raya di desa itu tampak tak seperti biasanya, tidak ada aktivitas keramaian di jalan, maupun silaturahim dan saling mengunjungi antartetangga.
Selain Shalat Id berjamaah dan ziarah kubur, kegiatan lainnya seperti atraksi pencak silat yang rutin dilaksanakan saat hari raya juga ditiadakan oleh Pemerintah Desa Kaitetu.
"Karena corona Lebaran kali ini sepi sekali, tidak seperti biasanya. Mau bagaimana lagi, ini juga untuk kebaikan kita bersama, menjaga jarak sosial agar terhindar dari penularan virus," ucap Fatma Nukuhaly.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020
Berdasar pantauan di desa setempat, Sabtu, usai Shalat Id berjamaah di Masjid Jami Hena Lua sekitar pukul 07.00 WIT, warga muslim sunni di Desa Kaitetu berbondong-bondong mengunjungi makam keluarga dan kerabat mereka yang telah meninggal dunia.
Berada di belakang kampung, komplek pemakaman umum di Desa Kaitetu tampak ramai dengan aktivitas warga menaburkan bunga, berdoa dan membacakan surah Alfatihah dan Yassin sejak pukul 09.00 WIT.
Menziarahi makam keluarga dan kerabat usai Shalat Id merupakan tradisi yang dilaksanakan oleh warga Kaitetu dari berbagai usia.
Kendati ramai, warga terlihat menjaga jarak sosial, tidak saling bersentuhan atau bersalaman saat aktivitas ziarah dilaksanakan.
Seorang warga Desa Kaitetu, Ny Fatma Nukuhaly (31) mengatakan ziarah kubur adalah tradisi bersilaturahmi dengan keluarga dan kerabat yang telah meninggal dunia, berbagi suka cita hari raya dengan mereka.
Tradisi ini telah dilaksanakan sejak masa leluhur warga Kaitetu, dan masih diteruskan hingga saat ini.
"Semalam usai membayar zakat, kami menyalakan lilin di kubur, hari ini kami mengunjungi mereka lagi untuk membacakan doa semoga Allah SWT melapangkan kubur mereka yang duluan meninggal dunia," katanya.
Berjarak sekitar 32,5 kilometer dari kota Ambon, Kaitetu yang berpenduduk sekitar 3.000-an jiwa merupakan satu dari 11 kampung berpenduduk muslim sunni di Kecamatan Leihitu.
Terkenal dengan Masjid kuno Wapauwe yang didirikan pada 1414, desa ini juga mempunyai gereja tertua di Pulau Ambon, yakni Gereja Immanuel yang dibangun sekitar tahun 1780 - 1781 di bawah pemerintah Eillem Beth Iacobs, kepala comtoire Hila pada masa pemerintahan Gubernur Hindia-Belanda Bernardus van Pleuren.
Warga Desa Kaitetu merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1441 Hijriyah pada hari ini, sehari lebih awal dari yang ditetapkan pemerintah atau Kementerian Agama.
Karena pandemi virus corona (COVID-19), hari raya di desa itu tampak tak seperti biasanya, tidak ada aktivitas keramaian di jalan, maupun silaturahim dan saling mengunjungi antartetangga.
Selain Shalat Id berjamaah dan ziarah kubur, kegiatan lainnya seperti atraksi pencak silat yang rutin dilaksanakan saat hari raya juga ditiadakan oleh Pemerintah Desa Kaitetu.
"Karena corona Lebaran kali ini sepi sekali, tidak seperti biasanya. Mau bagaimana lagi, ini juga untuk kebaikan kita bersama, menjaga jarak sosial agar terhindar dari penularan virus," ucap Fatma Nukuhaly.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020