Setelah sempat terhenti akibat pandemi COVID-19, salah satu program investasi sosial INPEX di bidang kesehatan masyarakat atau community health kembali dilaksanakan dan ditingkatkan.
Program community health yang dilaksanakan bersama LSM PITA (Peduli Ibu dan Anak Tanimbar) itu menyasar anak balita penderita gizi buruk maupun kurang gizi di desa Raw Weturlely, Lermatang dan desa Bomaki, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku.
"Kami diminta oleh INPEX untuk tetap meningkatkan kewaspadaan akan bahaya pandemi COVID-19 dengan menerapkan standar protokol kesehatan yang ketat. Maka dari itu, kami berinovasi dengan menggunakan teknologi komunikasi yang tersedia," ungkap Ketua LSM PITA, Jecklyn Siletty di Raw Weturlely di Saumlaki, Jumat.
Menurut dia, program itu diluncurkan pada 19 Maret 2020, namun terhenti karena pandemi COVID-19 dan dilanjutkan sejak pekan lalu
Dalam pelaksanaannya, INPEX melalui LSM PITA tetap melakukan sejumlah inovasi guna meminimalisir kontak fisik dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Sejumlah langkah yang dilakukan di antaranya melalui optimalisasi teknologi via daring dalam berkoordinasi dan membuat konten komunikasi baik cetak maupun visual sebagai panduan dan pedoman pelaksana program bagi penerima bantuan.
Jecklyn mengungkapkan, saat ini pihaknya menangani 12 anak balita yang masuk kategori kurang gizi dan gizi buruk.
Semua anak balita tersebut tersebar di tiga desa. Rinciannya, tiga anak di desa Bomaki, enam anak di desa Lermatang, dan dua anak balita gizi buruk dan seorang balita kurang gizi di desa Raw Weturlely.
Pola makan yang diberikan berupa dasnakes atau makan bersama dalam satu rumah. Dimana dalam pola ini, makanan tambahan dan nutrisi diberikan oleh para kader posyandu di desa.
Makanan gizi yang diberikan saat ini adalah roti dan susu atau bubur ayam untuk sarapan pagi dan sore. Sementara untuk makan siang dan malam, menunya ikan atau ayam, sayur dan nasi.
"Bantuan yang kami berikan itu tidak langsung diserahkan kepada orang tua masing-masing anak, tetapi kepada para kader posyandu. Mereka akan menyiapkan makanan sesuai master menu yang kami siapkan lalu para balita ini diberi makan di rumah masing-masing atau langsung datang ke satu tempat. Kita siapkan sarapan pagi, siang, sore dan malam," katanya.
Ditambahkan, walau masih dalam proses, program ini telah membuahkan hasil dengan berubahnya sejumlah status balita yang semula merupakan kurang gizi maupun gizi buruk menjadi balita yang normal dan masuk kategori sehat.
Tahapan berikutnya, para orang tua akan diajarkan menyiapkan master menu sendiri dengan menggunakan bahan yang ada di sekitar yang bisa dijangkau dengan mudah.
"Ini sangat penting guna memastikan keberlanjutan dari program ini, dimana para orang tua kita latih untuk secara mandiri dapat menyiapkan menu makanan yang dapat menunjang serta memastikan kesehatan balita," kata Jecklyn.
Ambrosius Kelitadan, Specialist External Relation INPEX Masela Ltd. yang adalah PIC Community Health, menjelaskan bahwa INPEX adalah Kontraktor Kontrak Kerjasama di bidang Migas.
Kendati belum beroperasi, INPEX memiliki sejumlah program pemberdayaan masyarakat.
"Kami melihat program community health ini sangat penting bagi masyarakat di Raw Weturlely, Bomaki dan Lermatang. Karena dari data yang disampaikan LSM PITA sebagai partner kami, angka gizi buruk dan kurang gizi masih cukup tinggi sehingga kami mencoba berkolaborasi untuk menangani persoalan ini," katanya.
Selain memberikan asupan makanan bergizi dan melakukan pendampingan secara langsung bagi 12 balita gizi buruk maupun kurang gizi, dilakukan pula kampanye perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Mereka juga menyiapkan video pendampingan dan penanganan bagi para penderita gizi buruk maupun kurang gizi sehingga ke depan bisa dilanjutkan oleh para kader posyandu dan orang tua dari penerima manfaat di desa masing-masing.
Memiliki tubuh yang sehat tentu merupakan dambaan setiap orang. Namun, keinginan tersebut terkadang tak diiringi dengan pola makan dan gaya hidup sehat.
Banyak orang yang ingin hidup sehat, tetapi mengabaikan gaya hidup sehat dengan makan makanan yang tak sehat.
Tak hanya itu, faktor tekanan ekonomi rumah tangga yang mencekik hingga usia perkawinan yang masih belia pun menjadi faktor penyebabnya.
Ibu Sofi, salah satu orang tua penerima manfaat di desa Bomaki, mengatakan, "Saya berterima kasih kepada INPEX Masela. Terima kasih sudah bantu kami orang tua," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020
Program community health yang dilaksanakan bersama LSM PITA (Peduli Ibu dan Anak Tanimbar) itu menyasar anak balita penderita gizi buruk maupun kurang gizi di desa Raw Weturlely, Lermatang dan desa Bomaki, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku.
"Kami diminta oleh INPEX untuk tetap meningkatkan kewaspadaan akan bahaya pandemi COVID-19 dengan menerapkan standar protokol kesehatan yang ketat. Maka dari itu, kami berinovasi dengan menggunakan teknologi komunikasi yang tersedia," ungkap Ketua LSM PITA, Jecklyn Siletty di Raw Weturlely di Saumlaki, Jumat.
Menurut dia, program itu diluncurkan pada 19 Maret 2020, namun terhenti karena pandemi COVID-19 dan dilanjutkan sejak pekan lalu
Dalam pelaksanaannya, INPEX melalui LSM PITA tetap melakukan sejumlah inovasi guna meminimalisir kontak fisik dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Sejumlah langkah yang dilakukan di antaranya melalui optimalisasi teknologi via daring dalam berkoordinasi dan membuat konten komunikasi baik cetak maupun visual sebagai panduan dan pedoman pelaksana program bagi penerima bantuan.
Jecklyn mengungkapkan, saat ini pihaknya menangani 12 anak balita yang masuk kategori kurang gizi dan gizi buruk.
Semua anak balita tersebut tersebar di tiga desa. Rinciannya, tiga anak di desa Bomaki, enam anak di desa Lermatang, dan dua anak balita gizi buruk dan seorang balita kurang gizi di desa Raw Weturlely.
Pola makan yang diberikan berupa dasnakes atau makan bersama dalam satu rumah. Dimana dalam pola ini, makanan tambahan dan nutrisi diberikan oleh para kader posyandu di desa.
Makanan gizi yang diberikan saat ini adalah roti dan susu atau bubur ayam untuk sarapan pagi dan sore. Sementara untuk makan siang dan malam, menunya ikan atau ayam, sayur dan nasi.
"Bantuan yang kami berikan itu tidak langsung diserahkan kepada orang tua masing-masing anak, tetapi kepada para kader posyandu. Mereka akan menyiapkan makanan sesuai master menu yang kami siapkan lalu para balita ini diberi makan di rumah masing-masing atau langsung datang ke satu tempat. Kita siapkan sarapan pagi, siang, sore dan malam," katanya.
Ditambahkan, walau masih dalam proses, program ini telah membuahkan hasil dengan berubahnya sejumlah status balita yang semula merupakan kurang gizi maupun gizi buruk menjadi balita yang normal dan masuk kategori sehat.
Tahapan berikutnya, para orang tua akan diajarkan menyiapkan master menu sendiri dengan menggunakan bahan yang ada di sekitar yang bisa dijangkau dengan mudah.
"Ini sangat penting guna memastikan keberlanjutan dari program ini, dimana para orang tua kita latih untuk secara mandiri dapat menyiapkan menu makanan yang dapat menunjang serta memastikan kesehatan balita," kata Jecklyn.
Ambrosius Kelitadan, Specialist External Relation INPEX Masela Ltd. yang adalah PIC Community Health, menjelaskan bahwa INPEX adalah Kontraktor Kontrak Kerjasama di bidang Migas.
Kendati belum beroperasi, INPEX memiliki sejumlah program pemberdayaan masyarakat.
"Kami melihat program community health ini sangat penting bagi masyarakat di Raw Weturlely, Bomaki dan Lermatang. Karena dari data yang disampaikan LSM PITA sebagai partner kami, angka gizi buruk dan kurang gizi masih cukup tinggi sehingga kami mencoba berkolaborasi untuk menangani persoalan ini," katanya.
Selain memberikan asupan makanan bergizi dan melakukan pendampingan secara langsung bagi 12 balita gizi buruk maupun kurang gizi, dilakukan pula kampanye perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Mereka juga menyiapkan video pendampingan dan penanganan bagi para penderita gizi buruk maupun kurang gizi sehingga ke depan bisa dilanjutkan oleh para kader posyandu dan orang tua dari penerima manfaat di desa masing-masing.
Memiliki tubuh yang sehat tentu merupakan dambaan setiap orang. Namun, keinginan tersebut terkadang tak diiringi dengan pola makan dan gaya hidup sehat.
Banyak orang yang ingin hidup sehat, tetapi mengabaikan gaya hidup sehat dengan makan makanan yang tak sehat.
Tak hanya itu, faktor tekanan ekonomi rumah tangga yang mencekik hingga usia perkawinan yang masih belia pun menjadi faktor penyebabnya.
Ibu Sofi, salah satu orang tua penerima manfaat di desa Bomaki, mengatakan, "Saya berterima kasih kepada INPEX Masela. Terima kasih sudah bantu kami orang tua," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020