Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (Malut), DR Herman Oesman meminta agar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 agar jangan pilih kasih dalam penerapan protokol kesehatan saat pelaksanaan belajar-mengajar di sekolah.

"Memang, sekolah masih berlakukan simulasi dengan protokol kesehatan yang ketat dan pusat pergerakan ekonomi yang dibuka tanpa memperhatikan protokol kesehatan, tetapi, ada dua hal yang harus diperhatikan pemerintahan kota Ternate agar pemerintah tidak terkesan pilih kasih," katanya di Ternate, Rabu.

Dia mengatakan, terkait kondisi pendidikan di tengah pandemi COVID-19 yang berlakukan pembelajaran tatap muka harus diberlakukan dengan protokol kesehatan yang ketat dan banyak sanksi yang diterapkan. Namun, pusat pembelanjaan dan tempat hiburan dibuka tanpa mempedulikan protokol kesehatan yang ketat, sehingga baginya ini merupakan dua hal yang menjadi perhatian serius pemerintah kota (Pemkot)  Ternate.

Herman menyatakan, ketika sekolah mulai dibuka pada awal November 2020 disertai penyebaran COVID-19 di kota Ternate, telah memberi harapan besar bagi warga setempat untuk menjalani kehidupan adaptasi normal baru secara konsisten.

Oleh karena itu, lembaga pendidikan di bawah otoritas Dinas Pendidikan Nasional kota Ternate mulai menjalankan kehidupan adaptif itu dengan sejumlah persyaratan sebagai tuntutan protokol kesehatan.

"Sekolah pun berjalan dengan jadwal yang tersusun dengan mempertimbangkan protokol kesehatan, sebagaimana yang kita saksikan dalam beberapa minggu belakangan ini," katanya.

Namun,  beberapa hari lalu ketika status rendah COVID-19 itu mulai naik menjadi sedang,  pihak otoritas pun mengambil kebijakan untuk menutup sekolah,  sebagai ikhtiar atas penyebaran virus corona di lingkungan sekolah dan ini sesuatu yang patut direspon.

"Tetapi persoalannya,  institusi ekonomi,  seperti mall,  pasar, dan lain-lain sangat berkaitan dengan roda ekonomi yang harus tetap dibuka untuk menjaga keseimbangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat, namun harus diperhatikan protokol kesehatannya," tandas Herman.

Sebelumnya, Satgas Penanganan COVID-19 Kota Ternate telah meminta Diknas setempat agar aktivitas belajar tatap muka telah diberlakukan pekan lalu harus ditutup kembali pada akhir November 2020..

Kordinator Satgas Penanganan COVID-19 Kota Ternate M.Arif Gani dihubungi secara terpisah sebelumnya mengakui, Kota Ternate kembali naik status dari zona Kuning ke Orange, dan penerapan sekolah berdasarkan keputusan bersama bakal dibuka pada 2021  sehingga untuk saat ini proses belajar-mengajar masih menggunakan sistem shift.

 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020