Tim pengendalian inflasi daerah (TPID) Kota Ternate, Maluku Utara (Malu) menyilasir kenaikan harga bahan pokok masyarakat  menjelang hari raya Idul Fitri  1442 Hihriah diduga ada permainan di tingkat bawah.

"Kebutuhan pangan di Ternate, hingga Idul Fitri itu tercukupi, hanya saja ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan tingginya permintaan masyarakat dengan cara menaikkan harga" kata Ketua TPID Ternate, Jusuf Sunya,dalam rapat menyambut Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriyah bersama Forkompimda, para distributor dan asosiasi pedagang, Rabu.

Dia mengaku, sejumlah kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan harga seperti telur, mentega blue band dan lainnya, ini merupakan permainan di level bawah.

"Kenaikan bahan pokok ada permainan di l evel bawah, sehingga saya sudah meminta kepada Wali Kota agar mengadakan operasi pasar, sehingga dapat menekan  permainan di level bawah," ujarnya.

Dikatakannya, dugaan permainan harga kebutuhan pokok di level bawah, akan dilaksanakan operasi pasar bersama Satgas Pangan.

"Apabila kedapatan ditindak lanjuti, kemudian kita bakal fokus juga soal mentega jenis blue band yang saat ini langka," kata Jusuf.

Sebelumnya, TPID Malut akan mengantisipasi kenaikan Inflasi menjelang hari raya Idul Fitri 1442 Hijriah karena sebagian besar kebutuhan bahan pokok dipasok dari luar daerah. 

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jeffri D. Putra menyatakan, telah melakukan selama lima tahun terakhir, pada setiap momen Idul Fitri 1442 Hijriah ternyata inflasi Provinsi Malut menunjukkan kenaikan terutama pada momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

Olehnya itu, guna mengantisipasi kenaikan inflasi menjelang HBKN dilakukan rapat koordinasi Tim Pegendalian Inflasi Daerah (TPID). Rapat koordinasi dan TPID dipimpin Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba. 

Di mana, untuk inflasi pada periode Maret 2021 sebesar 1,37 persen (yoy), dengan lima komoditas penyumbang inflasi tertinggi adalah cabe rawit, tomat, ikan  malalugis, cabe merah dan buah naga. Sebagian besar komoditas tersebut menjadi pendorong laju inflasi berulang, terutama pada momen HBKN.  

Dia menyatakan, terdapat empat isu utama yang menjadi perhatian dalam upaya pengendalian inflasi TPID  Provinsi Malut diantaranya mengurangi ketergantungan Malut akan pemasokan  dari luar daerah.  
 
Selain itu, mitigasi risiko lonjakan kebutuhan komoditas pangan strategis di daerah pemasok yang dikhawatirkan akan mengurangi pemasokan  ke Malut.  Antisipasi peningkatan kebutuhan  komoditas pangan strategis dari wilayah Malut yang bersumber dari permintaan korporasi dengan adanya progres pembangunan smelter yang pesat di beberapa wilayah.
 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021