Tim arkeolog dari Balai Arkeologi Maluku akan melanjutkan penelitian terkait sebaran lukisan cadas purbakala yang diperkirakan berasal dari masa Pleistosen akhir hingga periode awal Holosen, di Pulau Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya pada Juli 2021.
"Terakhir kami ke sana April-Mei 2019, seharusnya penelitian dilanjutkan pada 2020. Namun, karena masih situasi pandemi COVID - 19 sehingga memutuskan untuk dilanjutkan pada Juli 2021," kata Arkeolog Lucas Wattimena di Ambon, Rabu.
Ia mengatakan selain dirinya dan tiga arkeolog dari Balai Arkeologi Maluku, yakni Karyamantha Surbakti, Godlief Peseletehaha dan Enricoram Lekatompessy, riset pada Juli 2021 akan melibatkan para ahli lainnya, seperti Prof R. Cecep Eka Permana (Universitas Indonesia), Prof Hermien Soselisa (Universitas Pattimura) serta Pindi Setiawan (Institut Teknologi Bandung).
"Tim pada 2019, hanya dari Balai Arkeologi Maluku. Pada 2021, penelitian gabungan dengan , melibatkan para ahli dari lembaga lain untuk bisa bersama-sama," katanya.
Baca juga: Arkeolog teliti sebaran gambar cadas manusia di MBD dan Kota Tual
Menurut Lucas, riset di Pulau Kisar telah dilakukan oleh Balai Arkeologi Maluku sejak 2.000 menggunakan metode pengumpulan data survei potensi arkeologi,. Namun, penelitian terkait lukisan cadas purbakala baru dilaksanakan pada 2015 oleh Australia National University bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada dan Balai Arkeologi Maluku.
Dari hasil penelitian tersebut ditemukan banyak gambar purbakala dengan berbagai motif, seperti cap tangan, fauna, perahu, gambar antropomorfik berupa figur manusia, gambar geometris dan lainnya menyebar di dinding-dinding gua dan ceruk di Pulau Kisar.
Penelitian tersebut kembali dilanjutkan oleh Balai Arkeologi Maluku pada April 2019 di bawah pimpinan Lucas Wattimena, dengan metode pengumpulan data lukisan cadas yang belum terdata guna menambah hasil temuan sebelumnya.
Sedikitnya 79 lokasi terdiri dari 34 gua, 36 ceruk, tiga tebing dan enam bongkahan batu yang menjadi titik pengamatan. Keseluruhan lokasi tersebut tersebar di teras kedua tebing dalam formasi batuan gamping . Sebanyak 47 lokasi memiliki gambar cadas.
Hasil pengamatan menunjukan total gambar cadas 1.271 motif, terdiri dari 245 motif antropormofik, hewan 22 motif, cap tangan 442 motif, perahu 17 motif, geometris 322 motif, lingkaran 15 motif, garis-garis tujuh motif. Keseluruhan gambar cadas tersebut ditemukan di ceruk, gua dan dinding batu (bongkahan batu).
"Karakter gambar cadas yang ditemukan di Kisar umumnya dalam warna merah, kuning, dan hitam, dan dominan berwarna jingga," kata Lucas Wattimena.
Baca juga: Penelitian arkeologi Maluku dan Malut terkendala COVID-19
Baca juga: Balai Arkeologi Maluku bangun rumah peradaban dipusatkan Ternate
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
"Terakhir kami ke sana April-Mei 2019, seharusnya penelitian dilanjutkan pada 2020. Namun, karena masih situasi pandemi COVID - 19 sehingga memutuskan untuk dilanjutkan pada Juli 2021," kata Arkeolog Lucas Wattimena di Ambon, Rabu.
Ia mengatakan selain dirinya dan tiga arkeolog dari Balai Arkeologi Maluku, yakni Karyamantha Surbakti, Godlief Peseletehaha dan Enricoram Lekatompessy, riset pada Juli 2021 akan melibatkan para ahli lainnya, seperti Prof R. Cecep Eka Permana (Universitas Indonesia), Prof Hermien Soselisa (Universitas Pattimura) serta Pindi Setiawan (Institut Teknologi Bandung).
"Tim pada 2019, hanya dari Balai Arkeologi Maluku. Pada 2021, penelitian gabungan dengan , melibatkan para ahli dari lembaga lain untuk bisa bersama-sama," katanya.
Baca juga: Arkeolog teliti sebaran gambar cadas manusia di MBD dan Kota Tual
Menurut Lucas, riset di Pulau Kisar telah dilakukan oleh Balai Arkeologi Maluku sejak 2.000 menggunakan metode pengumpulan data survei potensi arkeologi,. Namun, penelitian terkait lukisan cadas purbakala baru dilaksanakan pada 2015 oleh Australia National University bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada dan Balai Arkeologi Maluku.
Dari hasil penelitian tersebut ditemukan banyak gambar purbakala dengan berbagai motif, seperti cap tangan, fauna, perahu, gambar antropomorfik berupa figur manusia, gambar geometris dan lainnya menyebar di dinding-dinding gua dan ceruk di Pulau Kisar.
Penelitian tersebut kembali dilanjutkan oleh Balai Arkeologi Maluku pada April 2019 di bawah pimpinan Lucas Wattimena, dengan metode pengumpulan data lukisan cadas yang belum terdata guna menambah hasil temuan sebelumnya.
Sedikitnya 79 lokasi terdiri dari 34 gua, 36 ceruk, tiga tebing dan enam bongkahan batu yang menjadi titik pengamatan. Keseluruhan lokasi tersebut tersebar di teras kedua tebing dalam formasi batuan gamping . Sebanyak 47 lokasi memiliki gambar cadas.
Hasil pengamatan menunjukan total gambar cadas 1.271 motif, terdiri dari 245 motif antropormofik, hewan 22 motif, cap tangan 442 motif, perahu 17 motif, geometris 322 motif, lingkaran 15 motif, garis-garis tujuh motif. Keseluruhan gambar cadas tersebut ditemukan di ceruk, gua dan dinding batu (bongkahan batu).
"Karakter gambar cadas yang ditemukan di Kisar umumnya dalam warna merah, kuning, dan hitam, dan dominan berwarna jingga," kata Lucas Wattimena.
Baca juga: Penelitian arkeologi Maluku dan Malut terkendala COVID-19
Baca juga: Balai Arkeologi Maluku bangun rumah peradaban dipusatkan Ternate
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021