Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyatakan siap mendorong revitalisasi Istana Mini Banda Neira di Maluku menjadi Istana Kepresidenan di Indonesia Timur.
Hal ini disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Vinsensius Jemadu. Ia menganggap upaya revitalisasi tersebut merupakan sebuah inovasi dalam pengembangan destinasi pariwisata.
"Kami berharap revitalisasi ini akan memberikan nilai tambah ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," ujar dia dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu.
Istana Mini Banda Neira merupakan salah satu bangunan cagar budaya peninggalan masa kolonial yang didirikan oleh Belanda pada 1622. Dulunya, tempat ini difungsikan sebagai tempat tinggal pejabat VOC serta kontrolir (jabatan pemerintahan di zaman Hindia Belanda) dan digunakan sebagai tempat penyimpanan rempah-rempah.
Baca juga: Maluku Restorasi Istana Mini di Banda sebagai istana kepresidenan, begini penjelasannya
Bagi Vinsensius, diperlukan implementasi inovasi, adaptasi, dan kolaborasi, dalam mendukung Istana Mini Banda Neira sebagai Istana Kepresidenan seperti yang disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.
Saat Rapat Koordinasi Pengembangan Istana Kepresidenan Banda Neira di Kantor Gubernur Maluku, Jumat (8/4), Direktur Pengembangan Destinasi II Kemenparekraf Wawan Gunawan menyampaikan pihaknya bakal fokus menghadirkan destinasi wisata di Kepulauan Banda yang siap dan layak untuk dipromosikan kepada wisatawan.
Upaya ini ditujukan dalam rangka mendukung revitalisasi Istana Mini Banda Neira.
"Salah satu bentuk dukungan dari Direktorat Pengembangan Destinasi II adalah akan diadakannya Bimtek (Bimbingan Teknis) pengelolaan homestay, pendampingan dan dukungan kelengkapan homestay untuk menunjang kesiapan amenitas dalam menerima kunjungan wisatawan,” ungkap Wawan.
Baca juga: Masyarakat Banda harap Ranperda pemekaran kecamatan segera dibahas, pertanyakan kinerja DPRD Malteng
Dengan mengubah Istana Mini Banda Neira menjadi Istana Kepresidenan, lanjutnya, pemerintah daerah setempat harus memanfaatkan momentum agar Banda mendapat perhatian pemerintah pusat.
"Kepulauan Banda ini sangat luar biasa potensinya, keindahan wisata alamnya, geopark, wisata budaya, dan juga wisata buatan, dan yang sangat penting adalah pemberdayaan masyarakat berbasis budaya lokal dan melibatkan tokoh dan masyarakat adat setempat guna memberi nilai tambah untuk meningkatkan kesejahteraan," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Maluku Marcus Jozef Pattinama menyampaikan Istana Mini Banda merupakan prototipe bagi beberapa Istana Kepresidenan yang ada di wilayah barat Indonesia.
Ia mengharapkan revitalisasi Istana Mini Banda Neira tetap dapat mempertahankan keasliannya. Sebab, sisi historis Kepulauan Banda dianggap penting dan menarik untuk diangkat sebagai salah satu modal utama pengajuan Istana Mini Banda Neira sebagai Istana Kepresidenan.
“Seyogyanya, antara provinsi dan kabupaten/kota se-iya sekata dan satu langkah demi Maluku yang maju (untuk menetapkan) Banda sebagai lokomotif pariwisata Maluku,” sebut Jozef.
Baca juga: Kepulauan Banda harus dimekarkan jadi dua kecamatan, jangan wacana saja