Ambon (ANTARA) - Sejumlah buruh angkat barang di pelabuhan Yos Sudarso Ambon mengaku ketiban rezeki karena meningkatnya pemasukan saat arus mudik Idul Fitri 1444 hijriah.
”Alhamdulillah dibanding hari-hari biasa pemasukannya bisa dua kali lipat dalam sehari," ujar salah satu buruh angkut pelabuhan Yos Sudarso Made Tuakia di Ambon, Rabu.
Ia mengatakan pada hari biasa pemasukannya dari mengangkut barang bawaan penumpang hanya sebesar Rp150.000.
Namun saat arus mudik Idul Fitri 1444 hijriah pemasukannya mencapai Rp250.000 selama dua jam dari satu kapal yang sandar di pelabuhan tersebut.
Bahkan jika terjadi lonjakan jumlah penumpang pada kapal laut, ia mengatakan dalam sehari dapat membawa pulang sebesar Rp500.000 selama arus mudik dan arus balik.
"Bahkan kalau penumpang banyak bisa bawa pulang Rp500.000 sehari," katanya.
Bagaimana tidak, dalam satu kali angkut barang naik ke atas kapal, para buruh biasanya mematok harga tertinggi Rp100.000. Namun harga tersebut masih bisa ditawar oleh pengguna jasa.
Belum lagi dengan langganan yang biasa menggunakan jasanya saat bepergian menggunakan moda transportasi laut tersebut.
"Masing-masing buruh punya langganan yang pasti memakai jasanya masing-masing kalau mau mudik dan tarifnya sudah ditentukan dari langganannya," kata dia menjelaskan.
Buruh lainnya, Alimudin mengatakan hal yang sama bahkan tak sedikit pengguna jasa angkutnya tersebut memberikan tip atau uang tambahan berlebih kepadanya.
"Kadang kalau ada penumpang baik ya bisa kasih Rp150.000 untuk sekali angkut," ujar Alimudin.
Buruh angkut di pelabuhan Yos Sudarso Ambon sendiri biasanya hanya berbekal sabuk karate atau pencak silat untuk mengangkut sejumlah barang dalam jumlah besar.
Sebelumnya pelabuhan Yos Sudarso Ambon sendiri mengangkut kurang lebih sebanyak 3.000 penumpang setiap harinya selama dua mudik Idul Fitri.