Ambon (ANTARA) - Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) IX Ambon menggandeng mitra maritim dalam penataran dan pembekalan materi Search and Rescue (SAR) bagi prajurit dari berbagai satuan kerja guna meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi situasi darurat di perairan Maluku.
“Mengingat tingginya risiko kecelakaan laut di wilayah Maluku, pelatihan ini bertujuan untuk dapat memperkuat kemampuan prajurit dalam pencarian dan penyelamatan secara profesional dan terkoordinasi,” ujar Komandan Lantamal IX Brigjen TNI (Marinir) Suwandi di Ambon, Senin.
Pelatihan ini melibatkan narasumber dari berbagai instansi terkait, seperti Basarnas, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Ambon, Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), serta Komando Latihan (Kolat) Koarmada III.
Materi pertama berfokus pada prosedur penentuan datum atau titik perkiraan korban, yang disampaikan langsung oleh Basarnas. Di sini, para prajurit dibekali kemampuan menganalisis kondisi laut seperti arus, angin, dan waktu hilangnya korban untuk menentukan area pencarian secara akurat menggunakan peta laut dan perangkat navigasi.
Sesi selanjutnya menitikberatkan pada sistem komunikasi dan koordinasi lintas instansi dalam operasi SAR, melibatkan pemahaman penggunaan perangkat komunikasi darurat seperti VHF, AIS, dan SART.
Pelatihan juga mencakup teknik pencarian dan evakuasi korban, dengan pola pencarian seperti parallel track, expanding square, dan sector search. Selain itu, prajurit dilatih melakukan evakuasi korban dari laut ke kapal atau helikopter serta prosedur penanganan medis dasar terhadap korban tenggelam atau cedera.
Pengenalan dan penggunaan alat-alat SAR menjadi bagian penting dalam pelatihan ini. Mulai dari penggunaan perahu karet, rescue boat, pelampung, tandu air, hingga navigasi berbasis GPS SAR. Semua disimulasikan secara langsung dalam kegiatan manuver lapangan, yang menjadi puncak latihan guna menguji kesiapan dan pemahaman materi secara menyeluruh..
“Peserta diharapkan mampu bertindak cepat, tepat, dan profesional dalam menghadapi keadaan darurat, sekaligus menjalin koordinasi yang baik dengan mitra maritim lainnya,” kata Danlantamal.
Brigjen Suwandi juga menegaskan bahwa pelatihan SAR ini merupakan bagian dari program rutin Lantamal IX untuk meningkatkan kesiapan operasi kemanusiaan di wilayah timur Indonesia, terutama Maluku yang memiliki karakteristik laut yang menantang.
“Ini bukan hanya soal latihan, tetapi soal kesiapan nyata menghadapi kondisi terburuk. Kami ingin prajurit Lantamal IX benar-benar siap lahir batin untuk menjalankan misi penyelamatan,” tegasnya.
