Jakarta, 19/1 (Antara Maluku) - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memimpin upacara pelepasan 140 personel pasukan Garuda Bhayangkara II Formed Police Unit (FPU) IX ke Darfur, Sudan, Afrika.
"Ini adalah misi perdamaian PBB di Darfur. Rekan-rekan diharapkan mampu memelihara dan menciptakan rasa damai di Sudan pascakonflik berkepanjangan," pinta Jenderal Tito di halaman Gedung Baharkam Polri, Jakarta, Kamis.
Tito mengapresiasi para anggota Polri yang tergabung dalam FPU IX karena mereka merupakan polisi yang terpilih setelah mengikuti rangkaian tahapan seleksi dan latihan yang berat.
Sebagai anggota polisi yang terpilih, Tito berharap pasukan mampu melaksanakan tugas dengan baik selama penugasan di luar negeri, menjaga nama baik Polri dan Indonesia, dan menjadi contoh polisi yang modern dan profesional.
"Jaga komitmen, disiplin, laksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Jaga nama baik institusi Polri, negara dan nama kalian sendiri," ujar Kapolri.
Tito menegaskan tidak akan segan-segan untuk memberikan sanksi bagi anggota tim yang terlibat kasus selama penugasan di Darfur.
"Ini (penugasan tim perdamaian di Darfur) menjadi batu ujian secara pribadi dan kelompok, apakah nanti akan tetap solid? Ini ujian sekaligus kesempatan luar biasa yang belum tentu diperoleh anggota (polisi) lainnya. Lakukan tugas dengan optimal. Tentunya jika rekan-rekan tidak melaksanakan tugas dengan baik, mencoreng nama Indonesia, saya akan beri punishment," ujarnya.
Ia pun meminta anggota tim agar memanfaatkan kesempatan ini untuk memperluas cakrawala berpikir mereka.
"Rekan-rekan akan berinteraksi dengan polisi dari negara lain. Kembangkan wawasan secara luas, tidak lagi berpikir lokal, tapi tentang dunia," katanya.
Rencananya, pasukan FPU IX akan terbang ke Sudan pada Jumat (20/1) melalui Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Tim Garuda Bhayangkara II FPU IX berjumlah 140 personel Polri yang terdiri atas 100 anggota taktis dan 40 anggota pendukung. Mereka akan ditugaskan di Darfur, Sudan selama satu tahun, menggantikan tim FPU VIII yang telah habis masa tugasnya di Sudan.
Setibanya di Darfur, pasukan ini bertugas menjaga ketertiban umum, melindungi warga sipil dan para anggota PBB serta bekerja sama dengan anggota PBB menjaga fasilitas milik PBB.
Pasukan ini merupakan hasil rekrutmen dari 29 Polda dan empat satuan kerja Mabes Polri. Usai lolos seleksi, mereka memperoleh rangkaian pelatihan meliputi kemampuan bahasa, teknis kepolisian dan seni budaya.