Ternate, 14/10 (Antara Maluku) - Kalangan legislator di DPRD Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara (Malut) mengharapkan kedatangan Presiden Joko Widodo di daerah itu pada 25 Oktober 2017, tidak hanya untuk membuka Widi International Fishing Tournament (WIFT).
"Kami harapkan kedatangan Presiden Joko Widodo di Halmahera Selatan, selain membuka WIFT juga ada sesuatu yang diberikan kepada daerah dan masyarakat setempat,"kata salah seorang legislator di DPRD Halmahera Selatan, Arsyad Sadek Sangadji di Ternate, Sabtu.
Sedikitnya ada tiga hal yang diharapkan masyarakat Halmahera Selatan dari Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya di daerah itu, yakni pertama dukungan Presiden terhadap pemekaran sejumlah wilayah di Halmahera Selatan menjadi Daerah Otonomi Baru (DOB).
Dukungan itu, kata Arsyad Sangadji, di implementasikan Presiden dalam bentuk kebijakan pencabutan moratorium pemekaran daerah, karena pemekaran sejumlah wilayah di Halmahera Selatan menjadi daerah otonomi baru selama ini terkendala dengan adanya moratorium pemekaran itu.
Di kabupaten yang memiliki 30 kecamatan, 249 desa dan jumlah penduduk mendekati 300ribu jiwa itu, ada empat wilayah yang sudah disetujui pemerintah kabupaten dan DPRD setempat untuk dimekarkan menjadi daerah otonomi baru, yakni Kota Bacan, Obi kepulauan, Gane Raya dan Makian-Kayoa.
Arsyad mengatakan harapan kedua masyarakat Halmahera Selatan dari kunjungan Presiden Joko Widodo adalah alokasi anggaran yang besar dari pemerintah pusat untuk membiayai berbagai infrastruktur di daerah ini, seperti infrastruktur jalan lingkar Pulau Bacan, jalan lingkar Pulau Kasiruta, dan jalan di wilayah Gane serta infrastruktur pelabuhan dan jembatan.
Sedangkan harapan ketiga adalah pembangunan fasilitas telekomunikasi, karena masih banyak wilayah di Halmahera Selatan yang saat ini belum di jangkau dengan layanan telekomunikasi, di antaranya di kawasan objek wisata Pulau Widi, yang akan menjadi lokasi penyelenggaraan lomba mancing internasional atau WIFT pada 25-29 Oktober 2017.
"Pemerintah kabupaten dan masyarakat Halmahera Selatan sudah melakukan berbagai persiapan untuk menyukseskan penyelenggaraan WIFT tersebut, jadi dapat dibayangkan bagaimana kecewanya masyarakat setempat kalau kedatangan Presiden Joko Widodo nanti, hanya meninggalkan kenangan prosesi acara pembukaan kegiatan itu,"kata legislator dari PKPI itu menambahkan.
WIFT yang merupakan kegiatan lomba mancing internasional pertama di Indonesia memperebutkan Piala Presiden itu, sesuai laporan terakhir dari panitia penyelenggara, jumlah peserta yang sudah terdaftar sebanyak 375 peserta dari berbagai club mancing profesional, dari dalam dan luar negeri.