Ambon (ANTARA) - Bupati Maluku Tenggara (Malra), Muhammad Thaher Hanubun menegaskan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat berlaku adil terhadap semua agama di wilayah tersebut.
Siaran pers yang diterima Antara, Rabu, menyatakan, Bupati Thaher menegaskan hal itu dalam sambutannya pada acara peletakan batu pertama pembangunan Gereja Katolik Kuasi Paroki St Petrus dan Paulus Ohoi Wetuar, Selasa.
"Pemkab Malra berlaku adil terhadap semua umat beragama dengan membangun sarana peribadatan. Pembangunan Gereja iya, pembangunan Masjid pun iya, maka itu Tuhan kasih berkat yang luar biasa," katanya.
Menurut Bupati, sarana peribadatan di Malra menjadi perhatian dan konsentrasi pemerintah daerah yang berupaya selalu hadir untuk membantu umat dalam pembangunannya.
Pemerintahan memberi bantuan sesuai anggaran yang diketahui atau disiapkan oleh panitia untuk pembangunan rumah ibadah, dengan jaminan harus selesai.
Dimisalkan, jika nilai pembangunannya Rp500 juta yang dibutuhkan, namun ada bahan lokal maka pemerintah akan memberi bantuan Rp400 juta.
Bupati mengemukakan, kekompakan semua elemen masyarakat menjadi harapan pembangunan rumah-rumah Ibadah di Kabupaten Malra sehingga dapat dirampungkan.
"Kalau kita kompak dan menjadi satu maka bangunan peribadatan baik Masjid ataupun Gereja dan lainnya pasti dapat diselesaikan. Kita pun dari dulu sudah dikenal dengan budaya maren atau gotong royong (kerja sama), oleh karena itu kita tidak boleh tercerai berai, momen peletakan batu pertama maka pembangunan gereja ini harus selesai nantinya," tandasnya.
Sedangkan Uskup Agung Keuskupan Metropolitan Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi sekaligus Uskup Administrator Apostolik Keuskupan Amboina yang berkesempatan hadir dalam peletakan batu pertama pembangunan Gereja tersebut dalam sambutannya mengapresiasi Pemkab Malra.
"Terima kasih Bupati, luar biasa, saya melihat ada perkembangan di daerah ini sejak pemerintahan Bupati Thaher ini, tidak membedakan ini Katolik, ini Protestan, ataupun ini Muslim. Saya berjalan keliling daerah ini dan sudah melihat bagaimana ada perubahan di sini. Itu harus kita syukuri betapa pemerintahan di sini baik. Jika benar pemerintahan ini baik, maka kita jangan takut bicara benar. Kebenaran itu tidak bisa ditutup karena kebenaran di atas segala-galanya," tegas Mandagi.
Mandagi juga berharap pembangunan Gereja tersebut dapat diselesaikan sesuai target, tidak ada lagi konflik di dalam Ohoi Wetuar, ego masing-masing dihilangkan, dan umat bersatu dalam pembangunan rumah Tuhan.