Pemkab Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyediakan klinik bagi pecandu yang ingin berhenti merokok di masing-masing pusat kesehatan masyarakat yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan. Enak ya jadi warga Bangka.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, Then Suyanti di Sungailiat, Jumat, mengatakan klinik pengobatan bagi pencandu rokok sebagai upaya pemerintah daerah meningkatkan kesehatan masyarakat.
"Bagi pencandu rokok yang ingin berhenti dan mengalami kesulitan dapat berkonsultasi ke klinik yang sudah disediakan," katanya.
Dia mengakui, sebagian masyarakat di daerahnya cukup tinggi ketergantungan atau kecanduan rokok atau hampir 30 persen dari total penduduk di Kabupaten Bangka sebanyak lebih 100 ribu jiwa.
Baca juga: Rokok elektronik lebih "aman" dari konvensional, fakta atau hoaks?
"Dominasi perokok aktif pada kelompok masyarakat menengah ke bawah bahkan diketahui ada sejumlah anak di bawah umur yang sudah mulai merokok," katanya.
Menurutnya, menghentikan bagi pencandu rokok cukup sulit karena tergantung dari kesadaran perokok untuk berhenti, meskipun tim kesehatan rutin melakukan pengawasan.
Then Suyanti berharap, dengan diberlakukan peraturan daerah yang mengatur kawasan tanpa rokok dapat mengurangi pencemaran udara dari asap rokok yang dapat mengganggu kesehatan orang lain.
"Asap rokok tidak hanya mengganggu kesehatan bagi perokok, namun orang lain juga dapat terganggu hal serupa," ujarnya.
Dia menyarankan orang tua berperan aktif mengawasi anak-anak usia di bawah umur untuk mencegah menjadi pecandu rokok yang berdampak buruk pada kesehatan anak.*
Baca juga: Waduh, perokok berisiko lebih parah menderita penyakit COVID-19
Baca juga: Bea Cukai Kota Ternate amankan 972 bungkus rokok ilegal
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, Then Suyanti di Sungailiat, Jumat, mengatakan klinik pengobatan bagi pencandu rokok sebagai upaya pemerintah daerah meningkatkan kesehatan masyarakat.
"Bagi pencandu rokok yang ingin berhenti dan mengalami kesulitan dapat berkonsultasi ke klinik yang sudah disediakan," katanya.
Dia mengakui, sebagian masyarakat di daerahnya cukup tinggi ketergantungan atau kecanduan rokok atau hampir 30 persen dari total penduduk di Kabupaten Bangka sebanyak lebih 100 ribu jiwa.
Baca juga: Rokok elektronik lebih "aman" dari konvensional, fakta atau hoaks?
"Dominasi perokok aktif pada kelompok masyarakat menengah ke bawah bahkan diketahui ada sejumlah anak di bawah umur yang sudah mulai merokok," katanya.
Menurutnya, menghentikan bagi pencandu rokok cukup sulit karena tergantung dari kesadaran perokok untuk berhenti, meskipun tim kesehatan rutin melakukan pengawasan.
Then Suyanti berharap, dengan diberlakukan peraturan daerah yang mengatur kawasan tanpa rokok dapat mengurangi pencemaran udara dari asap rokok yang dapat mengganggu kesehatan orang lain.
"Asap rokok tidak hanya mengganggu kesehatan bagi perokok, namun orang lain juga dapat terganggu hal serupa," ujarnya.
Dia menyarankan orang tua berperan aktif mengawasi anak-anak usia di bawah umur untuk mencegah menjadi pecandu rokok yang berdampak buruk pada kesehatan anak.*
Baca juga: Waduh, perokok berisiko lebih parah menderita penyakit COVID-19
Baca juga: Bea Cukai Kota Ternate amankan 972 bungkus rokok ilegal
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021