Harga komoditi cabai merah di pasar tradisional Kota Ambon makin mahal bahkan sudah menembus Rp110 ribu per kilogram (Kg), dan naik sekitar 45 persen dari harga normal di tingkat pengecer.
Salah satu pemicu utamanya karena pengaruh cuaca ekstrim akibat tingginya curah hujan.
Di pasar tradisional Mardika dan maupun Pasar Lama, di Ambon, Kamis, para pedagang menawarkan harga cabai merah biasa mulai dari Rp90.000 hingga Rp110.000/Kg. Pedagang juga melayani pembelian porsi kecil dengan harga eceran Rp13.000/cupa (wadah satu kaleng susu kental manis), dan Rp5.000 per tumpuk atau piring kecil.
Sedangkan untuk harga cabai merah keriting mencapai Rp55.000 hingga Rp60.000/Kg, yang ditingkat pengecer juga dijual dengan harga Rp5.000/tumpuk kecil.
Seorang pedagang, Anif, mengatakan harga cabai di Ambon selalu fluktuasi tergantung kondisi cuaca. Apalagi saat Maluku mengalami musim hujan tinggi dan cuaca ekstrim sejak akhir bulan Mei lalu, harga cabai terus merangkak naik.
Harga cabai terus bertahan tinggi selama sebulan terakhir ini. Menurut pedagang, harga naik karena pasokan cabai dari daerah penghasil berkurang bahkan kualitas cabai merah cenderung buruk karena sebagian besar busuk.
"Harga cabai yang sekarang ini sudah bertahan sejak empat hari yang lalu hingga kini belum ada perubahan turun, dan kalaupun terjadi perubahan harga turun tidak berlangsung lama, pasti dua hari kemudian terjadi lagi perubahan (naik)," ujarnya.
Berdasarkan catatan ANTARA, perkembangan harga cabai ini sudah berlangsung sejak awal bulan Mei 2021 sampai sekarang dan berflutuasi. Pada minggu pertama dan kedua bulan Mei harga cabai merah biasa masih Rp60.000 hingga Rp70.000/Kg. Kemudian minggu ketiga mulai naik menjadi Rp90.000 hingga Rp100.000/Kg, dan kini naik lagi menjadi Rp110.000/Kg. Bahkan ada pedagang yang menjual dengan harga Rp120.000/Kg.
"Cabai merah biasa yang saya jual dengan harga Rp110.000/Kg ini dipasok dari Pulau Seram (Maluku Tengah) dan Pulau Buru, sedangkan yang Rp75.000 hingga Rp80.000/Kg ini di pasok dari Makasar yang diangkut dengan kapal laut," katanya.
Seorang pembeli di Pasar Mardika, Della, mengaku heran sebab stok cabai merah biasa maupun keriting di pasar Ambon cukup banyak di pasar, namun harga masih terus mahal.
"Agak repot juga, kalau harga cabai terus bertahan dengan harga yang tinggi. Apalagi kita yang membuka usaha kecil-kecil di rumah dengan berjualan nasi kuning," ujarnya.
Ia mengatakan meski mahal terpaksa membeli cabai karena nasi kuning menunya kurang lengkap tanpa adanya sambal. Ia takut kalau menghilangkan sambal akan kehilangan pelanggan.
Sementara itu, tingginya harga cabai tidak mempengaruhi harga bawang yang hingga kini masih bertahan stabil di harga Rp33.000 hingga Rp35.000/Kg, kemudian bawang putih Rp30.000/Kg.
Baca juga: Disperindag Maluku: fluktuasi harga cabai terpengaruh musim penghujan, begini penjelasannya
Baca juga: Harga cabai merah biasa di pasar tradisional Ambon naik
Baca juga: Harga cabai di pasar tradisional Ambon anjlok
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
Salah satu pemicu utamanya karena pengaruh cuaca ekstrim akibat tingginya curah hujan.
Di pasar tradisional Mardika dan maupun Pasar Lama, di Ambon, Kamis, para pedagang menawarkan harga cabai merah biasa mulai dari Rp90.000 hingga Rp110.000/Kg. Pedagang juga melayani pembelian porsi kecil dengan harga eceran Rp13.000/cupa (wadah satu kaleng susu kental manis), dan Rp5.000 per tumpuk atau piring kecil.
Sedangkan untuk harga cabai merah keriting mencapai Rp55.000 hingga Rp60.000/Kg, yang ditingkat pengecer juga dijual dengan harga Rp5.000/tumpuk kecil.
Seorang pedagang, Anif, mengatakan harga cabai di Ambon selalu fluktuasi tergantung kondisi cuaca. Apalagi saat Maluku mengalami musim hujan tinggi dan cuaca ekstrim sejak akhir bulan Mei lalu, harga cabai terus merangkak naik.
Harga cabai terus bertahan tinggi selama sebulan terakhir ini. Menurut pedagang, harga naik karena pasokan cabai dari daerah penghasil berkurang bahkan kualitas cabai merah cenderung buruk karena sebagian besar busuk.
"Harga cabai yang sekarang ini sudah bertahan sejak empat hari yang lalu hingga kini belum ada perubahan turun, dan kalaupun terjadi perubahan harga turun tidak berlangsung lama, pasti dua hari kemudian terjadi lagi perubahan (naik)," ujarnya.
Berdasarkan catatan ANTARA, perkembangan harga cabai ini sudah berlangsung sejak awal bulan Mei 2021 sampai sekarang dan berflutuasi. Pada minggu pertama dan kedua bulan Mei harga cabai merah biasa masih Rp60.000 hingga Rp70.000/Kg. Kemudian minggu ketiga mulai naik menjadi Rp90.000 hingga Rp100.000/Kg, dan kini naik lagi menjadi Rp110.000/Kg. Bahkan ada pedagang yang menjual dengan harga Rp120.000/Kg.
"Cabai merah biasa yang saya jual dengan harga Rp110.000/Kg ini dipasok dari Pulau Seram (Maluku Tengah) dan Pulau Buru, sedangkan yang Rp75.000 hingga Rp80.000/Kg ini di pasok dari Makasar yang diangkut dengan kapal laut," katanya.
Seorang pembeli di Pasar Mardika, Della, mengaku heran sebab stok cabai merah biasa maupun keriting di pasar Ambon cukup banyak di pasar, namun harga masih terus mahal.
"Agak repot juga, kalau harga cabai terus bertahan dengan harga yang tinggi. Apalagi kita yang membuka usaha kecil-kecil di rumah dengan berjualan nasi kuning," ujarnya.
Ia mengatakan meski mahal terpaksa membeli cabai karena nasi kuning menunya kurang lengkap tanpa adanya sambal. Ia takut kalau menghilangkan sambal akan kehilangan pelanggan.
Sementara itu, tingginya harga cabai tidak mempengaruhi harga bawang yang hingga kini masih bertahan stabil di harga Rp33.000 hingga Rp35.000/Kg, kemudian bawang putih Rp30.000/Kg.
Baca juga: Disperindag Maluku: fluktuasi harga cabai terpengaruh musim penghujan, begini penjelasannya
Baca juga: Harga cabai merah biasa di pasar tradisional Ambon naik
Baca juga: Harga cabai di pasar tradisional Ambon anjlok
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021