Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia melatih secara virtual wartawan di Ambon, Jumat, kiat-kiat menjaga keselamatan dan keamanan saat bertugas meliput konflik, bencana alam, termasuk menghadapi dan menghindari pengancaman dan kekerasan seksual dan digital.
Bekerja sama dengan Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (United States Agency for International Development/USAID) dan organisasi non-profit Internews, kegiatan pelatihan keamanan dan keselamatan wartawan (Journalist safety and Security Training) dalam melaksanakan tugasnya dijadwalkan berlangsung pada 10-12 September 2021.
Sejumlah wartawan senior dengan berbagai pengalaman dihadirkan AJI Indonesia sebagai nara sumber. Mereka membahas keamanan fisik saat meliput konflik berbahaya dan strategi penanganan kekerasan berbasis gender, peliputan kebencanaan, kekerasan insidental, bencana kesehatan dan liputan khusus. Tak kurang dari 20 wartawan dari berbagai platform media massa di Kota Ambon ikut serta dalam kegiatan tersebut.
Ketua AJI Kota Ambon Tajudin Buano mengatakan Maluku termasuk rawan kasus kekerasan terhadap wartawan, baik kekerasan verbal, fisik, seksual bahkan pembunuhan. AJI Ambon mencatat di awal 2021 telah terjadi tiga kasus kekerasan terhadap wartawan.
Kasus kekerasan yang paling terbaru terjadi pada Juni 2021, dan melibatkan Ketua Komisi III DPRD Provinsi Maluku Richard Rahakbauw di tengah-tengah berlangsungnya Rapat Pengawasan Penggunaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah/Anggaran Pendapatan Belanja Negara tahun anggaran 2020.
Karena itu, menurut Tajudin, penting bagi wartawan untuk belajar kiat-kiat menjaga keselamatan dan keamanan saat bertugas di lapangan. Ia juga berharap melalui
Pelatihan Keamanan dan Keselamatan Wartawan yang digelar AJI Indonesia memiliki lebih banyak kemampuan untuk melindungi diri, termasuk upaya advokasi hingga ke level hukum.
"Pelatihan ini sangat penting bagi jurnalis di Maluku karena banyak terjadi kasus kekerasan, pernah yang paling sadis kasus pembunuhan dua jurnalis. Kita berharap
teman-teman tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tapi juga berbagi pengalaman mereka di sini," ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan selain kekerasan, Pelatihan Keamanan dan Keselamatan Wartawan juga membahas keamanan hukum dan digital seorang jurnalis yang harus proteksi agar tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk mengancam, memanipulasi dan mengintimidasi wartawan sehingga terhalang dalam melaksanakan tugasnya di lapangan.
"AJI Ambon sebenarnya pro aktif dan melakukan pengawalan terhadap kasus-kasus terhadap wartawan, tapi tidak bisa mengharapkan satu organisasi kewartawanan saja yang melakukan advokasi terhadap jurnalis korban kekerasan," tandas Tajudin.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
Bekerja sama dengan Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (United States Agency for International Development/USAID) dan organisasi non-profit Internews, kegiatan pelatihan keamanan dan keselamatan wartawan (Journalist safety and Security Training) dalam melaksanakan tugasnya dijadwalkan berlangsung pada 10-12 September 2021.
Sejumlah wartawan senior dengan berbagai pengalaman dihadirkan AJI Indonesia sebagai nara sumber. Mereka membahas keamanan fisik saat meliput konflik berbahaya dan strategi penanganan kekerasan berbasis gender, peliputan kebencanaan, kekerasan insidental, bencana kesehatan dan liputan khusus. Tak kurang dari 20 wartawan dari berbagai platform media massa di Kota Ambon ikut serta dalam kegiatan tersebut.
Ketua AJI Kota Ambon Tajudin Buano mengatakan Maluku termasuk rawan kasus kekerasan terhadap wartawan, baik kekerasan verbal, fisik, seksual bahkan pembunuhan. AJI Ambon mencatat di awal 2021 telah terjadi tiga kasus kekerasan terhadap wartawan.
Kasus kekerasan yang paling terbaru terjadi pada Juni 2021, dan melibatkan Ketua Komisi III DPRD Provinsi Maluku Richard Rahakbauw di tengah-tengah berlangsungnya Rapat Pengawasan Penggunaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah/Anggaran Pendapatan Belanja Negara tahun anggaran 2020.
Karena itu, menurut Tajudin, penting bagi wartawan untuk belajar kiat-kiat menjaga keselamatan dan keamanan saat bertugas di lapangan. Ia juga berharap melalui
Pelatihan Keamanan dan Keselamatan Wartawan yang digelar AJI Indonesia memiliki lebih banyak kemampuan untuk melindungi diri, termasuk upaya advokasi hingga ke level hukum.
"Pelatihan ini sangat penting bagi jurnalis di Maluku karena banyak terjadi kasus kekerasan, pernah yang paling sadis kasus pembunuhan dua jurnalis. Kita berharap
teman-teman tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tapi juga berbagi pengalaman mereka di sini," ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan selain kekerasan, Pelatihan Keamanan dan Keselamatan Wartawan juga membahas keamanan hukum dan digital seorang jurnalis yang harus proteksi agar tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk mengancam, memanipulasi dan mengintimidasi wartawan sehingga terhalang dalam melaksanakan tugasnya di lapangan.
"AJI Ambon sebenarnya pro aktif dan melakukan pengawalan terhadap kasus-kasus terhadap wartawan, tapi tidak bisa mengharapkan satu organisasi kewartawanan saja yang melakukan advokasi terhadap jurnalis korban kekerasan," tandas Tajudin.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021