Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Maluku menyatakan sedikitnya ada 392 kasus baru penularan human immunodeficiency virus (HIV) terdata di Provinsi Maluku saat pandemi COVID-19 dimulai pada 2020.
"Kasus baru penularan HIV di Maluku saat pandemi COVID-19 dimulai tahun 2020 yang terdata dalam angka adalah 392 kasus," kata Manajer Program KPA Provinsi Maluku Chris Hutubessy di Ambon, Senin.
Ia mengatakan selama tujuh tahun terakhir tren kasus penularan virus HIV di Maluku cenderung naik-turun. Antara tahun 2014 hingga 2020, angka kasus baru penularan HIV tertinggi terjadi pada 2017, jumlahnya mencapai 688 kasus dan menurun menjadi 480 kasus pada 2018.
Kasus HIV kembali meningkat menjadi 496 kasus pada 2019 tapi kemudian menurun menjadi 392 kasus pada 2020. Rendahnya kasus penularan HIV yang terdata saat pandemi COVID-19 dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung, di antaranya adalah kurangnya program penjangkauan bagi kelompok-kelompok rentan oleh aktivis dan organisasi pegiat HIV/AIDS.
"Seiring pembatasan aktivitas masyarakat oleh pemerintah karena pandemi COVID-19, aktivitas untuk program penjangkauan penderita HIV, terutama bagi kelompok rentan juga cenderung terbatas, ini juga salah satu alasan kenapa yang terdata lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya," kata Chris.
Dikatakannya lagi, sama halnya dengan penularan HIV, angka peningkatan kasus AIDS di Maluku pada 2020 juga mengalami penurunan, hanya 67 kasus yang terdata. Jumlah tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan setahun sebelumnya, yakni 78 kasus.
Kurangnya jumlah kasus ODHA (Orang dengan HIV/Aids) baru yang ditemukan, dimungkinkan karena banyak penderita HIV yang memperhatikan kondisi kesehatan mereka saat lebih sering berada di rumah selama pandemi COVID-19.
"HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius. Tujuh tahun terakhir kasus AIDS tertinggi terjadi pada 2016, ada 127 ODHA yang terdata," ucap Chris Hutubessy.*
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
"Kasus baru penularan HIV di Maluku saat pandemi COVID-19 dimulai tahun 2020 yang terdata dalam angka adalah 392 kasus," kata Manajer Program KPA Provinsi Maluku Chris Hutubessy di Ambon, Senin.
Ia mengatakan selama tujuh tahun terakhir tren kasus penularan virus HIV di Maluku cenderung naik-turun. Antara tahun 2014 hingga 2020, angka kasus baru penularan HIV tertinggi terjadi pada 2017, jumlahnya mencapai 688 kasus dan menurun menjadi 480 kasus pada 2018.
Kasus HIV kembali meningkat menjadi 496 kasus pada 2019 tapi kemudian menurun menjadi 392 kasus pada 2020. Rendahnya kasus penularan HIV yang terdata saat pandemi COVID-19 dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung, di antaranya adalah kurangnya program penjangkauan bagi kelompok-kelompok rentan oleh aktivis dan organisasi pegiat HIV/AIDS.
"Seiring pembatasan aktivitas masyarakat oleh pemerintah karena pandemi COVID-19, aktivitas untuk program penjangkauan penderita HIV, terutama bagi kelompok rentan juga cenderung terbatas, ini juga salah satu alasan kenapa yang terdata lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya," kata Chris.
Dikatakannya lagi, sama halnya dengan penularan HIV, angka peningkatan kasus AIDS di Maluku pada 2020 juga mengalami penurunan, hanya 67 kasus yang terdata. Jumlah tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan setahun sebelumnya, yakni 78 kasus.
Kurangnya jumlah kasus ODHA (Orang dengan HIV/Aids) baru yang ditemukan, dimungkinkan karena banyak penderita HIV yang memperhatikan kondisi kesehatan mereka saat lebih sering berada di rumah selama pandemi COVID-19.
"HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius. Tujuh tahun terakhir kasus AIDS tertinggi terjadi pada 2016, ada 127 ODHA yang terdata," ucap Chris Hutubessy.*
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021