Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara mencatat pada Oktober 2021, Kota Ternate mengalami inflasi sebesar 0,66 persen, terutama pada tiga kelompok pengeluaran.

Kepala BPS Malut, Aidil Adha di Ternate, Selasa, menyatakan, pada Oktober 2021, Kota Ternate mengalami inflasi sebesar 0,66 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,19. 

"Hal tersebut berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Malut dan BPS Kota Ternate, pada Oktober 2021 terjadi inflasi sebesar 0,66 persen, atau terjadi penurunan IHK dari 106,49 pada September 2021 menjadi 107,19 pada Oktober 2021. Tingkat inflasi tahun kalender Oktober 2021 sebesar 1,07 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2021 terhadap Oktober 2020) sebesar 2,58 persen," katanya.

Selain itu, kata Aidil, pada Oktober 2021, Kota Ternate mengalami inflasi pada tiga kelompok pengeluaran, deflasi pada tiga kelompok pengeluaran dan lima kelompok pengeluaran stagnan. Kelompok yang mengalami inflasi yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau 1,29 persen, kelompok transportasi sebesar 1,89 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,24 persen. 

Sedangkan, kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok Pakaian dan Alas Kaki sebesar 0,03 persen, kelompok Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga sebesar 0,15 persen dan kelompok Kesehatan sebesar 0,03 persen.

Sementara kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya, kelompok pendidikan dan kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran tidak mengalami perubahan indeks (stagnan). 

Beberapa komoditas yang dominan mengalami kenaikan harga sehingga menyebabkan inflasi Oktober 2021 di Kota Ternate diantaranya angkutan udara, beberapa jenis ikan segar, dan minyak goreng,” ujarnya.

"Dari 90 kota IHK, 68 kota mengalami inflasi dan 22 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sampit sebesar 2,06 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Banyuwangi dan Sumenep sebesar 0,02 persen," ujarnya. 

Sementara deflasi tertinggi terjadi di Kota Kendari sebesar 0,70 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Bengkulu sebesar 0,02 persen. Selain itu, untuk tingkat inflasi tahun kalender Oktober 2021 (Oktober 2021 terhadap Desember 2020) sebesar 1,07 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2021 terhadap Oktober 2020) sebesar 2,58 persen. 

Kelompok yang mengalami inflasi yaitu kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau 1,29 persen, kelompok Transportasi sebesar 1,89 persen dan kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya sebesar 0,24 persen. Selain itu, untuk kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok Pakaian dan Alas Kaki sebesar 0,03 persen; kelompok Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga sebesar 0,15 persen; dan kelompok Kesehatan sebesar 0,03 persen. 

Menurut dia, sementara kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya kelompok pendidikan dan kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran tidak mengalami perubahan indeks.

Baca juga: BPS : Pertumbuhan ekonomi Malut triwulan II sebesar 1,64 persen, begini penjelasannya
Baca juga: Ekspor Maluku Utara naik 367 persen, didominasi sektor tambang

 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021