Anggota DPRD Kota Ambon Yusuf Wally, melakukan kerja sama dengan Jurusan Biologi IAIN Ambon, dalam rangka sosialisasi  kekerdilan, di Dusun Talaga Pange, Desa Rumah Tiga, Kecamatan Teluk Ambon. 

"Dalam agenda reses kali ini, kita bekerja sama dengan akademisi untuk sosialisasi kekerdilan, sehingga masyarakat paham terkait kekerdilan  dan cara pencegahannya,” kata Yusuf, di Ambon, Rabu. 

Ia mengatakan, program sosialisasi yang digelar pada 19 Januari 2022 itu langsung mengajarkan kepada sejumlah ibu, bagaimana cara pembuatan makanan bergizi bagi bayi dan calon bayi dalam kandungan. 

“Kekerdilan merupakan masalah kurang gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak yang terlalu pendek dan menjadi kerdil pada usianya,” ujar Yusuf.

Ia mengemukakan, kekerdilan bukan hanya terjadi pada ibu hamil dan anak balita, teapi juga remaja putri. Menurutnya, pendampingan sangat perlu bagi mereka yang akan menikah, serta ibu hamil dan bayi di bawah usia dua tahun. 

“Perlu mendata pasangan yang menikah, yang berencana menikah, ibu hamil dan bayi dibawah dua tahun,” kata Jusuf.

Ia menjelaskan, persoalan gizi menjadi gejala kekerdilan pada anak. Kekurangan gizi terutama pada 1.000 hari pertama sejak di kandungan menjadi penyebab, karena itu dibutuhkan penanganan serius. 

"Kita berharap pendampingan yang dilakukan dapat mencapai sasaran yakni menekan angka kekerdilan,” ujar Yusuf.

Jika semakin menurun angka kekerdilan di Kota Ambon bahkan hilang, maka terciptanya masa depan Kota Ambon yang lebih baik karena adanya generasi masa depan yang cerdas dan produktif.

“Semoga dengan sosiilisasi pangan bergizi ini,   kedepan angka kekerdilan dapat ditekan, yang banyak terjadi  pada anak usia 1-5 tahun,” tandas Yusuf.

Sedangkan, ketua rombongan dari IAIN Ambon, Neli Parry  mengatakan, IAIN Ambon sangat mendukung penuh program pemerintah Kota Ambon dalam pencegahan kekerdilan.

“Semua orang atau dinas dapat ambil bagian dalam pencegahan stunting, misal dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Ambon, Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD), bidan, dan tenaga kesehatan di desa, negeri, dan kelurahan,” ujarnya.

Ia mengemukakan, menurut data yang mereka peroleh saat ini ada 16 anak mengalami kekerdilan di desa Rumah Tiga, dan di dusun Telaga Pange  ada tiga orang.

“Harapan saya tim ini ditempatkan pada lokasi masyarakat yang mengalami  kekerdilan, sehingga penanggulangan akan fokus dan tidak terjadi lagi bagi yang lain,” kata Neli. 

 

Pewarta: Winda Herman

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022