Konflik yang dipicu masalah sengketa lahan di Pulau Haruku Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, yang pecah sejak awal tahun 2022 sudah mengakibatkan jatuh korban jiwa empat orang, salah satunya anggota Polda Maluku. 

Korban ke empat adalah salah satu anggota polisi, Briptu Mohammad Faisal Helut, yang menutup usia pada Selasa pukul 06.35 WIB di Rumah Sakit Kramat Jati Jakarta. 

Menanggapi hal itu, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Maluku  Irjen Pol Lotharia Latif, menegaskan kepada seluruh masyarakat untuk hentikan pertikaian di tanah Maluku.

"Hentikan dan sudahi pertikaian di tanah Maluku, jangan lagi ada bentrok-bentrok seperti orang mau perang, kalo mau perang, jangan perangi saudaramu sendiri, tapi perangi kebodohan, perangi kemiskinan, perangi intoleransi," kata Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif, Selasa.

Kapolda mengajak semua pihak agar bisa menahan diri dan hentikan pernyataan-pernyataan sepihak yang justru akan merenggangkan upaya perdamaian.

"Sampai kapan akan terus bertikai, sementara daerah-daerah lain sudah maju membangun daerahnya, meningkatkan ekonomi kerakyatan dan kesejahteraan hidup rakyat dan generasi anak cucu mendatang," tegasnya.

Ia berharap persoalan yang kini sedang ditangani pemerintah seperti rekonsiliasi, rehabilitasi dan relokasi warga Kariuw mau pun pihak kepolisian dari sisi penegakan hukum, dapat segera diselesaikan.

“Untuk proses hukum, pasti akan kita lakukan, dan saat ini sedang dilaksanakan," tuturnya.

Untuk diketahui, sebelumnya terjadi konflik antara dua negeri di Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, yakni Kariuw dan Ori. Diduga karena kesalahpahaman terkait lahan di kedua desa itu tersebut.  Hal ini yang mengakibatkan terjadinya saling serang, sejak Selasa dini hingga Rabu 26 Januari 2022.

Peristiwa itu sebelumnya sudah mengakibatkan tiga  korban meninggal dunia dan dua lainnya mengalami luka parah. 

Namun hingga pagi tadi, korban jiwa bertambah satu, yakni salah satu anggota polisi Briptu Mohamad Faisal Helut yang sebelumnya mengalami luka tembak dalam konflik Desa Ori dan Desa Kariuw ketika sedang melaksanakan tugas. 

Kemudian dibawa dan dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Maluku sampai dengan 31 Januari, lalu dirujuk ke RS Pusat Polri di Kramat Jati Jakarta, dan dinyatakan meninggal dunia pada Selasa, 22 Februari.

Dampak kejadian itu menyebabkan sebanyak kurang lebih 739 jiwa masyarakat Kariuw terpaksa mengungsi. Sementara jumlah rumah rusak sebanyak 211 unit. 183 unit rusak berat dan 28 rusak sedang.  Untuk kendaraan bermotor yang rusak, terdapat 19 unit milik warga, 3 unit motor dinas Polri, 1 unit motor dinas TNI dan 9 unit mobil.

Saat ini tercatat 330 Kepala Keluarga (KK) atau 1.370 jiwa warga Kariuw sementara mengungsi dan ditampung di gedung gereja maupun rumah-rumah warga Negeri Aboru. 150 orang diantaranya merupakan balita dan 250 lainnya adalah lansia.

Polda Maluku mengklaim saat ini kondisi di dua negeri tersebut sudah aman dan kondusif. Sejumlah aparat TNI-Polri telah bertugas dan membangun pos keamanan di daerah itu. Sejumlah harta benda milik warga Kariuw sudah diamankan.

Baca juga: Anggota polisi korban konflik Haruku meninggal dunia, sampai kapan jatuh korban akibat konflik Maluku?
Baca juga: Kapolda Maluku usulkan kenaikan pangkat untuk Almarhum Briptu Faisal
Baca juga: Jenazah Briptu Faisal Helut akan dimakamkan di Taman Makam Bahagia Ambon

 

Pewarta: Winda Herman

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022