Danrem 151/Binaiya bantu pengungsi korban konflk di Haruku, kepedulian sosial

Danrem 151/Binaiya Brigjen TNI Arnold A.P Ritiauw menyerahkan sejumlah bantuan kepada warga Negeri Kariuw yang semntara mengungsi di Negeri Aboru, Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah akibat konflik sosial, diterima Ketua Majelis jemaat GPM Kariuw, Jumat (4/2). (HO/Penrem 151/Binaya)

Ambon (ANTARA) - Komandan Korem (Danrem) 151/Binaiya Brigjen TNI Arnold A.P Ritiauw memberikan sejumlah bantuan kepada warga Negeri Kariuw, Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah yang kini mengungsi akibat konflik antarwarga yang terjadi 26 Januari 2022.

"Bantuannya sudah saya antar dan serahkan secara langsung kepada penangggungjawab warga Kariuw yang saat ini mengungsi di Negeri Aboru sebagai akibat konflik sosial," kata Danrem , di Ambon, Jumat.

Selain menyerahkan beberapa kebutuhan pokok kepada warga terdampak, Danrem didampingi sejumlah pejabat utama (PJU) Korem Binaiya juga menyerahkan peralatan kantor berupa laptop dan printer kepada pemerintah Negeri dan pimpinan jemaat GPM Kariuw.

Laptop dan printer tersebut diserahkan langsung kepada Sekretaris Negeri Kariuw Nus Leatomu serta Ketua Majelis Jemaat GPM Kariuw Pendeta Nel Hukom.

Dia berharap peralatan untuk menunjang perkantoran itu dapat bermanfaat, terutama memperlancar proses pembuatan kembali administrasi kependudukan dan jemaat setempat.

Selain itu, bantuan kebutuhan pokok pun dirasakan sangat dibutuhkan dan membantu meringankan beban warga, mengingat sudah lebih dari dua pekan berada di lokasi penampungan sementara di Negeri Aboru.

"Bantuan ini sebagai wujud kehadiran serta rasa simpati keluarga Korem Binaiya untuk membantu para warga yang kesusahan," ujar Danrem.

Dia juga mengimbau warga untuk tidak antri dan berdesak-desakan karena akan menimbulkan penumpukkan saat pembagian bantuan tersebut.

Warga juga diimbau untuk tidak dendam dan menyerahkan seluruh proses penyelesaian konflik antarwarga Ori, Pelauw dengan Kariuw itu kepada aparat TNI dan Polri serta pemerintah daerah, termaasuk proses rekonstruksi rumah-rumah warga yang terbakar.

Saat ini tercatat 330 Kepala Keluarga (KK) atau 1.370 jiwa warga Kariuw sementara mengungsi dan ditampung di gedung gereja maupun rumah-rumah warga Negeri Aboru. 150 orang diantaranya merupakan balita dan 250 lainnya adalah lansia.