Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Maluku Mercy Chriesty Barends, mengajak masyarakat Kabupaten Kepulauan Aru lebih adaptif terhadap perkembangan globalisasi, terutama kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, serta kultur baru yang berkembang di masyarakat global.
"Masyarakat Aru, terutama generasi muda harus mampu beradaptasi dengan kemajuan globalisasi di bidang ilmu pengetahuan sehingga mampu berkompetisi di berbagai bidang dengan tidak meninggalkan kultur budayanya," kata dia saat sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan secara virtual dari Jakarta, Senin.
Dalam sosialisasi yang melibatkan tokoh pemuda, pelajar, kaum perempuan. serta pemangku kepentingan Kecamatan Aru Utara Timur, Kabupaten Kepulauan Aru yang dipusatkan di Desa Kobamar, ia menegaskan, perkembangan globalisasi tidak bisa dihindari, karena selain memberikan berbagai manfaat positif juga berdampak negatif terhadap perkembangan kemajuan daerah. Dampak negatif globalisasi harus diantisipasi.
Dia mencontohkan tentang kemajuan globalisasi di mana untuk menjangkau Kepulauan Aru di era tahun 1980 membutuhkan waktu dua minggu hingga sebulan dengan kapal kayu, namun sekarang 2,30 jam.
Begitu juga saat ini, anggota Badan Anggaran DPR RI itu bisa berkomunikasi dengan cepat tanpa harus bertemu secara fisik dengan warga Kecamatan Aru Utara Timur, melalui akses komunikasi yang semakin canggih, kendati daerah itu salah satu daerah terisolasi dari segi perhubungan serta jaringan seluler yang masih terbatas.
"Jadi para pemuda jangan terlena dengan kemajuan globalisasi yang dinikmati saat ini, karena tanpa disadari dapat mengubah kultur budaya, adat istiadat serta kepedulian kita terhadap lingkungan sekitar," katanya.
Baca juga: Mercy Barends: Pengawas pertambangan harus kuasai manajemen konflik
Ia juga menyebutkan derasnya arus informasi tanpa filter juga perlu diantisipasi generasi muda sehingga tidak menimbulkan dekadensi moral, di samping dijadikan sebagai peluang untuk pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) maupun pemasaran potensi sumber daya alam (SDA) di Aru yang melimpah.
"Camat bisa menginisiasi pembuatan situs pemasaran dengan memanfaatkan media daring dengan tampilan menarik untuk menginformasikan dan memasarkan berbagai potensi perikanan maupun SDA lain, sehingga pengusaha atau pembeli dari luar bisa langsung datang untuk membeli, tanpa perlu menjualnya kepada pedagang pengumpul," katanya.
Mercy juga menjelaskan tentang tiga dimensi di era globalisasi yakni dimensi tradisionalisik yakni kelompok masyarakat yang menolak kemajuan, kedua kelompok globalis adalah kelompok yang senang kemajuan tetapi tidak memedulikan lingkungan dan alam sekitarnya, serta kelompok ketiga yakni kelompok transformis atau kelompok yang menerima perubahan tetapi tetap menjaga nilai adat budaya dan identitas.
"Beta (saya) punya harapan katong (kita) semua di Maluku termasuk di Aru terbentuk kelompok-kelompok transformis. Melakukan transformasi sosial melalui proses-proses yang baik sehingga hasilnya maksimal dan dinikmati semua orang," katanya.
Baca juga: Mercy Barends: Pemda agar berpihak pada wirausaha IKM baru di Maluku
Generasi muda Aru juga diingatkan untuk membangun kekuatan literasi atau semangat untuk belajar terus-menerus guna menjawab tantangan globalisasi.
"Ke depan beta berharap masyarakat Kobamar akan maju dengan cara-cara inovatif, kreatif, mandiri dan produktif, sekaligus menjadi contoh bagi daerah lain, termasuk dalam hal pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam yang dengan cara-cara ramah lingkungan dan bijaksana untuk pembangunan berkelanjutan, termasuk masa depan anak cucu di kemudian hari, di samping penajaman penegakan hukum dengan dukungan semua komponen masyarakat," katanya.
Baca juga: Anggota DPR RI Mercy Barends salurkan 1.000 paket kebutuhan pokok di Ambon
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Masyarakat Aru, terutama generasi muda harus mampu beradaptasi dengan kemajuan globalisasi di bidang ilmu pengetahuan sehingga mampu berkompetisi di berbagai bidang dengan tidak meninggalkan kultur budayanya," kata dia saat sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan secara virtual dari Jakarta, Senin.
Dalam sosialisasi yang melibatkan tokoh pemuda, pelajar, kaum perempuan. serta pemangku kepentingan Kecamatan Aru Utara Timur, Kabupaten Kepulauan Aru yang dipusatkan di Desa Kobamar, ia menegaskan, perkembangan globalisasi tidak bisa dihindari, karena selain memberikan berbagai manfaat positif juga berdampak negatif terhadap perkembangan kemajuan daerah. Dampak negatif globalisasi harus diantisipasi.
Dia mencontohkan tentang kemajuan globalisasi di mana untuk menjangkau Kepulauan Aru di era tahun 1980 membutuhkan waktu dua minggu hingga sebulan dengan kapal kayu, namun sekarang 2,30 jam.
Begitu juga saat ini, anggota Badan Anggaran DPR RI itu bisa berkomunikasi dengan cepat tanpa harus bertemu secara fisik dengan warga Kecamatan Aru Utara Timur, melalui akses komunikasi yang semakin canggih, kendati daerah itu salah satu daerah terisolasi dari segi perhubungan serta jaringan seluler yang masih terbatas.
"Jadi para pemuda jangan terlena dengan kemajuan globalisasi yang dinikmati saat ini, karena tanpa disadari dapat mengubah kultur budaya, adat istiadat serta kepedulian kita terhadap lingkungan sekitar," katanya.
Baca juga: Mercy Barends: Pengawas pertambangan harus kuasai manajemen konflik
Ia juga menyebutkan derasnya arus informasi tanpa filter juga perlu diantisipasi generasi muda sehingga tidak menimbulkan dekadensi moral, di samping dijadikan sebagai peluang untuk pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) maupun pemasaran potensi sumber daya alam (SDA) di Aru yang melimpah.
"Camat bisa menginisiasi pembuatan situs pemasaran dengan memanfaatkan media daring dengan tampilan menarik untuk menginformasikan dan memasarkan berbagai potensi perikanan maupun SDA lain, sehingga pengusaha atau pembeli dari luar bisa langsung datang untuk membeli, tanpa perlu menjualnya kepada pedagang pengumpul," katanya.
Mercy juga menjelaskan tentang tiga dimensi di era globalisasi yakni dimensi tradisionalisik yakni kelompok masyarakat yang menolak kemajuan, kedua kelompok globalis adalah kelompok yang senang kemajuan tetapi tidak memedulikan lingkungan dan alam sekitarnya, serta kelompok ketiga yakni kelompok transformis atau kelompok yang menerima perubahan tetapi tetap menjaga nilai adat budaya dan identitas.
"Beta (saya) punya harapan katong (kita) semua di Maluku termasuk di Aru terbentuk kelompok-kelompok transformis. Melakukan transformasi sosial melalui proses-proses yang baik sehingga hasilnya maksimal dan dinikmati semua orang," katanya.
Baca juga: Mercy Barends: Pemda agar berpihak pada wirausaha IKM baru di Maluku
Generasi muda Aru juga diingatkan untuk membangun kekuatan literasi atau semangat untuk belajar terus-menerus guna menjawab tantangan globalisasi.
"Ke depan beta berharap masyarakat Kobamar akan maju dengan cara-cara inovatif, kreatif, mandiri dan produktif, sekaligus menjadi contoh bagi daerah lain, termasuk dalam hal pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam yang dengan cara-cara ramah lingkungan dan bijaksana untuk pembangunan berkelanjutan, termasuk masa depan anak cucu di kemudian hari, di samping penajaman penegakan hukum dengan dukungan semua komponen masyarakat," katanya.
Baca juga: Anggota DPR RI Mercy Barends salurkan 1.000 paket kebutuhan pokok di Ambon
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022