Pemerintah dan masyarakat di Kota Tual menyatakan kesiapan untuk menyukseskan pelaksanaan Pesta paduan suara gerejani (Pesparani) Katolik IV tingkat Provinsi Maluku yang akan berlangsung di wilayah itu 25-30 September 2022.
"Kami telah mempersiapkan berbagai hal untuk menyukseskan Pesparani Katolik. Kami merasa terhormat sebagai tuan dan nyonya rumah bisa menjamu para peserta yang datang berlomba dari 11 kabupaten/Kota se-Maluku," kata Wali Kota Tual Adam Rahayaan dalam pernyataan diterima Antara di Ambon, Sabtu.
Dia mengapresiasi keterlibatan semua pihak terutama komponen umat beragama lain untuk ikut bersama-sama menyukseskan kegiatan yang dijadikan sebagai ajang untuk merajut kebersamaan itu.
Baca juga: Wamenkumham katakan literasi keagamaan lintas budaya cocok untuk Indonesia
Pemkab Tual bersama panitia telah mempersiapkan tempat penampungan, termasuk rumah-rumah warga beragama lain untuk ditempati peserta, makanan maupun transportasi antar-jemput peserta yang akan berlomba.
Sedangkan menyangkut keterlibatan umat beragama lain untuk menyukseskan acara bernuansa Katolik itu, menurut Adam, sudah merupakan tradisi serta budaya masyarakat di kota berjuluk "Maren" itu.
"Jika ada kegiatan umat beragama tertentu, maka umat beragama lain akan terlibat bersama-sama untuk menyukseskannya. Itu tradisi turun temurun masyarakat di Tual," katanya.
Baca juga: Kolaborasi terompet dan hadrat meriahkan HUT ke-77 RI di Ambon, cerminan kerukunan masyarakat Maluku
Ketua Panitia Penyelenggara Ahmad Yani Renuat mengatakan, sejumlah peserta telah tiba di Tual untuk mengikuti rangkaian Pesparani yang akan dibuka Gubernur Maluku Murad Ismail pada Minggu (25/9).
"Pesparani akan mempertandingkan 13 mata lomba akan dibuka secara resmi oleh Gubernur Maluku dan melibatkan raja-raja, tokoh lintas agama, OKP, organisasi kemahasiswaan serta seluruh masyarakat," ujarnya.
Ahmad Yani yang juga Sekda Kota Tual menambahkan pelaksanaan Pesparani Katolik berdampak positif terhadap pembangunan umat manusia serta persaudaraan sejati di daerah itu yang ditinggalkan leluhur sebagai tradisi budaya yang dibingkai filosofi "Ain Ni Ain".
Rangkaian Pesparani telah diawali dengan pawai keliling Kota Tual dan dilepas oleh Gubernur Maluku Murad Ismail dari Balai Kota Tual.
Gubernur mengakui Pesparani selain merupakan pesta iman bagi umat Katolik juga menjadi peristiwa budaya bagi masyarakat Maluku yang patut dimaknai dalam ikatan persaudaraan yang rukun.
Baca juga: Presiden Jokowi kenakan baju adat Babel motif pucuk rebung lambangkan kerukunan
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Kami telah mempersiapkan berbagai hal untuk menyukseskan Pesparani Katolik. Kami merasa terhormat sebagai tuan dan nyonya rumah bisa menjamu para peserta yang datang berlomba dari 11 kabupaten/Kota se-Maluku," kata Wali Kota Tual Adam Rahayaan dalam pernyataan diterima Antara di Ambon, Sabtu.
Dia mengapresiasi keterlibatan semua pihak terutama komponen umat beragama lain untuk ikut bersama-sama menyukseskan kegiatan yang dijadikan sebagai ajang untuk merajut kebersamaan itu.
Baca juga: Wamenkumham katakan literasi keagamaan lintas budaya cocok untuk Indonesia
Pemkab Tual bersama panitia telah mempersiapkan tempat penampungan, termasuk rumah-rumah warga beragama lain untuk ditempati peserta, makanan maupun transportasi antar-jemput peserta yang akan berlomba.
Sedangkan menyangkut keterlibatan umat beragama lain untuk menyukseskan acara bernuansa Katolik itu, menurut Adam, sudah merupakan tradisi serta budaya masyarakat di kota berjuluk "Maren" itu.
"Jika ada kegiatan umat beragama tertentu, maka umat beragama lain akan terlibat bersama-sama untuk menyukseskannya. Itu tradisi turun temurun masyarakat di Tual," katanya.
Baca juga: Kolaborasi terompet dan hadrat meriahkan HUT ke-77 RI di Ambon, cerminan kerukunan masyarakat Maluku
Ketua Panitia Penyelenggara Ahmad Yani Renuat mengatakan, sejumlah peserta telah tiba di Tual untuk mengikuti rangkaian Pesparani yang akan dibuka Gubernur Maluku Murad Ismail pada Minggu (25/9).
"Pesparani akan mempertandingkan 13 mata lomba akan dibuka secara resmi oleh Gubernur Maluku dan melibatkan raja-raja, tokoh lintas agama, OKP, organisasi kemahasiswaan serta seluruh masyarakat," ujarnya.
Ahmad Yani yang juga Sekda Kota Tual menambahkan pelaksanaan Pesparani Katolik berdampak positif terhadap pembangunan umat manusia serta persaudaraan sejati di daerah itu yang ditinggalkan leluhur sebagai tradisi budaya yang dibingkai filosofi "Ain Ni Ain".
Rangkaian Pesparani telah diawali dengan pawai keliling Kota Tual dan dilepas oleh Gubernur Maluku Murad Ismail dari Balai Kota Tual.
Gubernur mengakui Pesparani selain merupakan pesta iman bagi umat Katolik juga menjadi peristiwa budaya bagi masyarakat Maluku yang patut dimaknai dalam ikatan persaudaraan yang rukun.
Baca juga: Presiden Jokowi kenakan baju adat Babel motif pucuk rebung lambangkan kerukunan
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022