Ambon (ANTARA) - Pemerintah provinsi Maluku menyatakan sukses penyelenggaraan Pesta paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik tingkat provinsi di Kota Tual, membuktikan tingginya toleransi umat beragama di wilayah tersebut.
"Saya mengapresiasi sekaligus bangga atas besarnya dukungan dan keterlibatan seluruh umat beragama lain dalam menyukseskan Pesparani Katolik ini. Seperti inilah bukti toleransi umat beragama di Maluku," kata Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno saat menutup kegiatan tersebut di lapangan Lodar EL, Kota Tual, Kamis (29/9) malam.
Penyelenggaraan Pesparani Tingkat provinsi selama sepekan, ternyata umat beragama lain ikut membuka pintu rumahnya untuk menampung para peserta yang datang dari sembilan kabupaten/kota lain di Maluku untuk berlomba secara suka rela.
Dukungan tokoh agama serta masyarakat lintas agama pada kegiatan tersebut, memberikan makna dan dampak besar terhadap toleransi dan kerukunan umat beragama, mengingat umat Katolik di Tual hanya sebesar 0,4 persen dari jumlah penduduk yang hampir mencapai 90 ribu jiwa itu.
"Luar biasa persaudaraan kita orang Maluku, potong di kuku rasa di daging. Malam ini belum tentu akan terulang lagi di Kota Tual, semua umat berbaur dan larut bersama dalam nuansa persaudaraan tanpa memandang sekat dan perbedaan, pertemuan ini sangat berkesan dan sulit untuk dilupakan," kata Wagub menegaskan.
Dia berharap penyelenggaraan kegiatan dua tahunan umat Katolik itu berdampak lebih memperkuat silaturahmi dan persaudaraan dalam semangat budaya masyarakat tenggara "Ain Ni Ain" yang terus terawat.
"Rasa persaudaraan lintas agama menjadi modal sosial untuk membangun masa depan masyarakat Maluku yang damai, adil dan sejahtera," katanya.
Wakil Wali Kota Tual Usman Tamnge juga menyatakan momentum Pesparani lebih mempertegas komitmen hidup orang basudara (bersaudara) di Tual dan Maluku Tenggara maupun secara umum di provinsi Maluku.
"Hal itu sangat terlihat dari sambutan hangat dan tulus warga Muslim dan Kristen Protestan dengan menyediakan rumahnya menjadi tempat tinggal peserta serta memberikan pelayanan optimal kepada peserta dari daerah lain," katanya.
Pesparani dinilainya bukan ajang persaingan, melainkan ajang peningkatan mutu iman dan peningkatan kualitas kerohanian serta memperkokoh persaudaraan sejati.
Penutupan Pesparani ditandai pengumuman pemenang dan penyerahan piala juara umum yang diraih kontingen Maluku Tenggara yang meraih nilai tertinggi 423 dari hasil enam gold champions yang diperoleh dari 13 mata lomba yang diikuti, sedangkan juara Umum II yakni tuan rumah Kota Tual serta Kota Ambon sebagai juara umum III.
Baca juga: Ambon raih juara umum 3 Pesparani Katolik tingkat provinsi Maluku