Komando Distrik Militer (Kodim) 1507/Saumlaki membantu penanganan kasus kekerdilan pada anak yang dikemas dalam Program Serbuan Stunting di pulau-pulau terluar di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, yang berbatasan dengan laut Australia.
Komandan Kodim 1507/Saumlaki Letkol Inf Didik Teguh Waluyo di Pulau Matakus, Selasa, mengatakan Serbuan Stunting digelar di dua pulau terluar Kabupaten KepulauanTanimbar, yakni Pulau Matakus dan Pulau Larat.
Pelaksanaan Serbuan Stunting di Pulau Larat dilaksanakan di aula Koramil 1507-01, sedangkan di Matakus digelar di balai kreatif setempat. Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi Kodim dengan Puskesmas Saumlaki, Puskesmas Larat, BKKBN Maluku.
Baca juga: TNI AD gelar "Serbuan Stunting" di Saumlaki Maluku, begini penjelasannya
Kodim 1507/Saumlaki memberikan bantuan makanan tambahan bagi anak yang mengalami kekerdilan, seperti susu, bubur ayam, wortel, dan sayur kelor.
"Di Matakus ada 25 balita stunting dan tiga orang ibu hamil yang kita layani. Sementara di Larat ada 25 anak," katanya.
Dandim menjelaskan pelaksanaan kegiatan Serbuan Stunting ini merupakan kegiatan lanjutan dalam rangka HUT ke-77 TNI. "Kami akan membantu semaksimal mungkin untuk menurunkan angka stunting di daerah ini, khususnya di pulau terluar," katanya.
Dandim berpesan kepada orang tua yang ikut dalam kegiatan itu untuk lebih meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta memberikan makanan sehat dan bergizi, sehingga pertumbuhan anak yang menderita kekerdilan terus membaik.
"Anak adalah generasi masa depan pengganti kita. Kita perlu siapkan mereka dengan kesehatan yang baik. Makan kenyang dan sehat itu tidak harus mahal-mahal. Ada ikan dan sayur mayur yang bergizi seperti kelor yang mudah diperoleh," katanya.
Kepala Puskesmas Saumlaki Apolonia Fenanlampir mengatakan kerja sama dengan TNI AD sangat membantu, karena menuju pulau terluar sangat sulit, sedangkan kapal cepat (speed boat) Puskesmas Saumlaki sedang dalam kondisi rusak berat.
Baca juga: BKKBN dan BPKP evaluasi kinerja Tim Percepatan Penurunan Stunting Malut
"Matakus adalah wilayah kerja saya yang tersulit, karena di pulau sendiri, sehingga kami senang karena ada kerja sama dengan Kodim 1507/Saumlaki," katanya.
Dia berharap kerja sama tersebut bisa membantu menurunkan angka kekerdilan di wilayah kerja Puskesmas Saumlaki dan mencegah bertambahnya jumlah pasien.
Kegiatan di Pulau Matakus juga berupa penyuluhan oleh Kepala Puskesmas Saumlaki dan perwakilan BKKBN Maluku, sedangkan di Larat pelayanan kesehatan dilakukan oleh KTU Puskesmas Larat beserta tim yang dikoordinasi oleh pelaksana tugas Danramil 1507-01, Sersan Mayor Pius Melsasail beserta Ketua Persit Ranting 02 Larat Ny Pius Melsasail.
Baca juga: BKKBN Malut gelar workshop dan desiminasi analisis stunting, segera eksekusi
Peserta penyuluhan adalah para ibu hamil berisiko dan orang tua dari anak stunting dengan materi perilaku hidup bersih dan sehat, bahaya dan pencegahan kekerdilan, serta pentingnya keluarga sehat untuk generasi yang sehat.
Dari BKKBN Maluku memberikan materi tentang "4 Terlalu" bagi masyarakat Matakus berupa larangan bagi masyarakat, yakni tidak terlalu muda melahirkan maupun menikah, tidak menikah di usia tua atau terlalu tua, tidak terlalu dekat jarak kehamilan, dan tidak terlalu banyak anak.
"Saya berterima kasih kepada pimpinan TNI AD yang peduli dengan kondisi kesehatan dan masa depan anak di desa ini," kata Kepala Desa Matakus Fredi Turalely.
Baca juga: Waduh, 86 persen keluarga di Halmahera Timur Malut berisiko stunting
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
Komandan Kodim 1507/Saumlaki Letkol Inf Didik Teguh Waluyo di Pulau Matakus, Selasa, mengatakan Serbuan Stunting digelar di dua pulau terluar Kabupaten KepulauanTanimbar, yakni Pulau Matakus dan Pulau Larat.
Pelaksanaan Serbuan Stunting di Pulau Larat dilaksanakan di aula Koramil 1507-01, sedangkan di Matakus digelar di balai kreatif setempat. Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi Kodim dengan Puskesmas Saumlaki, Puskesmas Larat, BKKBN Maluku.
Baca juga: TNI AD gelar "Serbuan Stunting" di Saumlaki Maluku, begini penjelasannya
Kodim 1507/Saumlaki memberikan bantuan makanan tambahan bagi anak yang mengalami kekerdilan, seperti susu, bubur ayam, wortel, dan sayur kelor.
"Di Matakus ada 25 balita stunting dan tiga orang ibu hamil yang kita layani. Sementara di Larat ada 25 anak," katanya.
Dandim menjelaskan pelaksanaan kegiatan Serbuan Stunting ini merupakan kegiatan lanjutan dalam rangka HUT ke-77 TNI. "Kami akan membantu semaksimal mungkin untuk menurunkan angka stunting di daerah ini, khususnya di pulau terluar," katanya.
Dandim berpesan kepada orang tua yang ikut dalam kegiatan itu untuk lebih meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta memberikan makanan sehat dan bergizi, sehingga pertumbuhan anak yang menderita kekerdilan terus membaik.
"Anak adalah generasi masa depan pengganti kita. Kita perlu siapkan mereka dengan kesehatan yang baik. Makan kenyang dan sehat itu tidak harus mahal-mahal. Ada ikan dan sayur mayur yang bergizi seperti kelor yang mudah diperoleh," katanya.
Kepala Puskesmas Saumlaki Apolonia Fenanlampir mengatakan kerja sama dengan TNI AD sangat membantu, karena menuju pulau terluar sangat sulit, sedangkan kapal cepat (speed boat) Puskesmas Saumlaki sedang dalam kondisi rusak berat.
Baca juga: BKKBN dan BPKP evaluasi kinerja Tim Percepatan Penurunan Stunting Malut
"Matakus adalah wilayah kerja saya yang tersulit, karena di pulau sendiri, sehingga kami senang karena ada kerja sama dengan Kodim 1507/Saumlaki," katanya.
Dia berharap kerja sama tersebut bisa membantu menurunkan angka kekerdilan di wilayah kerja Puskesmas Saumlaki dan mencegah bertambahnya jumlah pasien.
Kegiatan di Pulau Matakus juga berupa penyuluhan oleh Kepala Puskesmas Saumlaki dan perwakilan BKKBN Maluku, sedangkan di Larat pelayanan kesehatan dilakukan oleh KTU Puskesmas Larat beserta tim yang dikoordinasi oleh pelaksana tugas Danramil 1507-01, Sersan Mayor Pius Melsasail beserta Ketua Persit Ranting 02 Larat Ny Pius Melsasail.
Baca juga: BKKBN Malut gelar workshop dan desiminasi analisis stunting, segera eksekusi
Peserta penyuluhan adalah para ibu hamil berisiko dan orang tua dari anak stunting dengan materi perilaku hidup bersih dan sehat, bahaya dan pencegahan kekerdilan, serta pentingnya keluarga sehat untuk generasi yang sehat.
Dari BKKBN Maluku memberikan materi tentang "4 Terlalu" bagi masyarakat Matakus berupa larangan bagi masyarakat, yakni tidak terlalu muda melahirkan maupun menikah, tidak menikah di usia tua atau terlalu tua, tidak terlalu dekat jarak kehamilan, dan tidak terlalu banyak anak.
"Saya berterima kasih kepada pimpinan TNI AD yang peduli dengan kondisi kesehatan dan masa depan anak di desa ini," kata Kepala Desa Matakus Fredi Turalely.
Baca juga: Waduh, 86 persen keluarga di Halmahera Timur Malut berisiko stunting
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022