Bupati Maluku Tenggara (Malra) M Thaher Hanubun mengajak seluruh elemen masyarakat di wilayah tersebut untuk dapat bersama-sama hidup bersih dan sehat melalui Gerakan Masyarakat Hidup Bersih dan Sehat (Germas) serta upaya bersama terus menekan jumlah penderita Stunting.
"Pola hidup bersih dan sehat, yang dikemas dalam Germas, harus menjadi kampanye kita semua, pandemi Covid-19 telah memberikan pelajaran yang sangat penting kepada umat manusia, sehingga perilaku hidup bersih dan sehat itu harus kita lakukan," ungkap Thaher ketika membuka Rakor Forum Germas dan Rakor Tim Percepatan Penanggulangan Stunting (TPPS) Malra tahun 2022, di Langgur.
Baik Germas maupun upaya penanggulangan stunting di daerah ini merupakan substansi yang sangat penting dan strategis dalam dinamika pembangunan dewasa ini.
Baca juga: TNI AD gelar "Serbuan Stunting" di pulau terluar Kepulauan Tanimbar perbatasan Maluku dengan Australia
Untuk Germas, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi intinya , berulang kali saya sampaikan bahwa persoalan sumber daya manusia adalah inti dari pembangunan yang dilaksanakan dimana visi Indonesia Maju 2045 juga menekankan pentingnya investasi di bidang SDM, kata Thaher.
Sementara stunting, mungkin selama ini kurang mendapatkan perhatian, namun kini menjadi isu sentral pembangunan di Indonesia.
Oleh karena itu, Malra sejak tahun 2019 secara gencar melakukan berbagai program dan kegiatan untuk penanggulangan stunting, dimana tahun 2018 stunting di Malra sebesar 30,01 persen, dan data terakhir tahun 2022 yakni bulan September kemsrin, angka stunting ditekan menjadi 17,79 persen, sudah ada penurunan sebesar lebih dari 12 persen, dalam tiga tahun terkahir ini, jelas Thaher.
Target nasional stunting tahun 2024 adalah 14 persen secara nasional, kita di Malra masih harus mengejar untuk mencapai 14 persen dalam 2 tahun ke depan.
Baca juga: BKKBN dan BPKP evaluasi kinerja Tim Percepatan Penurunan Stunting Malut
Maka, sehubungan dengan Rakor Forum Germas dan penanggulangan Stunting beberapa hal perlu saya sampaikan yakni guna mendorong masyarakat menerapkan Germas harus dilakukan dalam suatu sinergi dan kolaborasi, semua pihak dilibatkan.
Untuk lingkup Pemda juga harus ada sinergi dan kolaborasi yang kuat, kolaborasi antar sektor, antar unit kerja maupun antar instansi, harus ditingkatkan, persoalan ini tidak dapat diselesaikan jika kita masih bekerja secara parsial.
Kemudian, tantangan global tahun 2023 sangat berat, ekonomi dunia tidak menentu, dan sangat sulit diprediksi.
Ada ancaman besar di depan yang berkaitan dengan kinerja perekonomian, krisis energi dan krisis pangan. Ancaman-ancaman tersebut di atas, secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak bagi kehidupan sosial masyarakat.
"Masyarakat kita harus mulai membiasakan diri untuk mengelola hasil bumi, pertanian, perkebunan dan perikanan adalah sumber pangan lokal yang harus terus kita dorong, sehingga masyarakat kita terhindar dari ancaman krisis yang ada di depan mata." pungkas Thaher.
Baca juga: Waduh, 86 persen keluarga di Halmahera Timur Malut berisiko stunting
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Pola hidup bersih dan sehat, yang dikemas dalam Germas, harus menjadi kampanye kita semua, pandemi Covid-19 telah memberikan pelajaran yang sangat penting kepada umat manusia, sehingga perilaku hidup bersih dan sehat itu harus kita lakukan," ungkap Thaher ketika membuka Rakor Forum Germas dan Rakor Tim Percepatan Penanggulangan Stunting (TPPS) Malra tahun 2022, di Langgur.
Baik Germas maupun upaya penanggulangan stunting di daerah ini merupakan substansi yang sangat penting dan strategis dalam dinamika pembangunan dewasa ini.
Baca juga: TNI AD gelar "Serbuan Stunting" di pulau terluar Kepulauan Tanimbar perbatasan Maluku dengan Australia
Untuk Germas, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi intinya , berulang kali saya sampaikan bahwa persoalan sumber daya manusia adalah inti dari pembangunan yang dilaksanakan dimana visi Indonesia Maju 2045 juga menekankan pentingnya investasi di bidang SDM, kata Thaher.
Sementara stunting, mungkin selama ini kurang mendapatkan perhatian, namun kini menjadi isu sentral pembangunan di Indonesia.
Oleh karena itu, Malra sejak tahun 2019 secara gencar melakukan berbagai program dan kegiatan untuk penanggulangan stunting, dimana tahun 2018 stunting di Malra sebesar 30,01 persen, dan data terakhir tahun 2022 yakni bulan September kemsrin, angka stunting ditekan menjadi 17,79 persen, sudah ada penurunan sebesar lebih dari 12 persen, dalam tiga tahun terkahir ini, jelas Thaher.
Target nasional stunting tahun 2024 adalah 14 persen secara nasional, kita di Malra masih harus mengejar untuk mencapai 14 persen dalam 2 tahun ke depan.
Baca juga: BKKBN dan BPKP evaluasi kinerja Tim Percepatan Penurunan Stunting Malut
Maka, sehubungan dengan Rakor Forum Germas dan penanggulangan Stunting beberapa hal perlu saya sampaikan yakni guna mendorong masyarakat menerapkan Germas harus dilakukan dalam suatu sinergi dan kolaborasi, semua pihak dilibatkan.
Untuk lingkup Pemda juga harus ada sinergi dan kolaborasi yang kuat, kolaborasi antar sektor, antar unit kerja maupun antar instansi, harus ditingkatkan, persoalan ini tidak dapat diselesaikan jika kita masih bekerja secara parsial.
Kemudian, tantangan global tahun 2023 sangat berat, ekonomi dunia tidak menentu, dan sangat sulit diprediksi.
Ada ancaman besar di depan yang berkaitan dengan kinerja perekonomian, krisis energi dan krisis pangan. Ancaman-ancaman tersebut di atas, secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak bagi kehidupan sosial masyarakat.
"Masyarakat kita harus mulai membiasakan diri untuk mengelola hasil bumi, pertanian, perkebunan dan perikanan adalah sumber pangan lokal yang harus terus kita dorong, sehingga masyarakat kita terhindar dari ancaman krisis yang ada di depan mata." pungkas Thaher.
Baca juga: Waduh, 86 persen keluarga di Halmahera Timur Malut berisiko stunting
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022