Jajaran Polda Maluku melalui Bhabinkamtibmas Polsek Geser menjalankan program dukungan ekonomi masyarakat melalui memeras sagu di Desa Salagor, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).
“Tujuan dukungan kami ini selain memberi semangat pada warga, juga ingin mendekatkan Polri dengan masyarakat agar tercipta Polri mitra masyarakat menuju Polri yang Presisi,” kata PS. Kasubsi Penmas Humas Polres SBT Bripka Suwardin Sobo dihubungi dari Ambon, Senin (7/11).
Ia mengatakan selain ikut memeras sagu, bentuk dukungan yang diberikan kepada masyarakat Desa Salagor yakni dengan memberikan mobil pengangkut sagu untuk memudahkan warga menuju pasar terdekat.
Baca juga: Luas kebun sagu menurun drastis tapi BRIN optimis dengan potensi ketahanan sagu di Maluku, begini sebabnya
“Kebetulan hasil alam di daerah itu yang menonjol salah satunya adalah sagu, maka kita bantu untuk itu dan warga sangat antusias dengan yang kita berikan ini. Semoga saja ke depannya kita
bisa bantu dalam bentuk yang lebih agar mempermudah masyarakat dalam perekonomian sagu ini,” ujarnya.
Ia menjelaskan program itu merupakan terobosan bhabinkamtibmas, yang diharapkan dapat membantu perekonomian masyarakat.
“Bhabinkamtibmas ini kan tugasnya di desa yang langsung bersentuhan dengan warga, jadi wajarlah kalau yang bersangkutan mungkin punya terobosan-terobosan yang bisa membantu warga binaannya,” sebut Suwardin Sobo.
Baca juga: Pelaku UMKM diminta kembangkan olahan sagu di Maluku, perlu kebijakan hulu sampai hilir
Sementara itu, salah seorang warga desa Etek mengatakan, sejauh ini sagu menjadi salah satu mata pencarian warga di Salagor karena daerah tersebut memang memiliki kekayaan sagu yang melimpah.
“Di Salagor sagu banyak, makanya warga juga sering jadikan itu sebagai mata pencarian. Tapi tidak rutin setiap hari. Jadi nanti kalau ada yang pesan, baru mereka buat untuk dijual pada orang yang pesan tersebut,” katanya.
Ia menyebutkan, biasanya warga sering menjualnya dalam bentuk tumang dengan ukuran dan harga yang berbeda-beda.
“Kalau tumang yang 10 kilogram itu biasanya dijual dengan harga Rp50 ribu sampai Rp100 ribu. Sementara yang paling besar itu 25 kilogram sampai 50 kilogram itu dijual dengan harga Rp150 ribu hingga Rp200 ribu,” ungkapnya.
Menurutnya, masyarakat Desa Salagor sering menjual sagu tumang ke pasar di Bula, Ibu Kota Kabupaten SBT, atau dijajakan di depan rumah masing-masing.
“Karena kan pasar besarnya itu di Bula, jadi mereka sering kirim ke sana. Atau tunggu orang pesan, baru mereka peras lagi," katanya.
Baca juga: Maluku cetak rekor MURI untuk 521 makanan berbahan sagu terbanyak
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
“Tujuan dukungan kami ini selain memberi semangat pada warga, juga ingin mendekatkan Polri dengan masyarakat agar tercipta Polri mitra masyarakat menuju Polri yang Presisi,” kata PS. Kasubsi Penmas Humas Polres SBT Bripka Suwardin Sobo dihubungi dari Ambon, Senin (7/11).
Ia mengatakan selain ikut memeras sagu, bentuk dukungan yang diberikan kepada masyarakat Desa Salagor yakni dengan memberikan mobil pengangkut sagu untuk memudahkan warga menuju pasar terdekat.
Baca juga: Luas kebun sagu menurun drastis tapi BRIN optimis dengan potensi ketahanan sagu di Maluku, begini sebabnya
“Kebetulan hasil alam di daerah itu yang menonjol salah satunya adalah sagu, maka kita bantu untuk itu dan warga sangat antusias dengan yang kita berikan ini. Semoga saja ke depannya kita
bisa bantu dalam bentuk yang lebih agar mempermudah masyarakat dalam perekonomian sagu ini,” ujarnya.
Ia menjelaskan program itu merupakan terobosan bhabinkamtibmas, yang diharapkan dapat membantu perekonomian masyarakat.
“Bhabinkamtibmas ini kan tugasnya di desa yang langsung bersentuhan dengan warga, jadi wajarlah kalau yang bersangkutan mungkin punya terobosan-terobosan yang bisa membantu warga binaannya,” sebut Suwardin Sobo.
Baca juga: Pelaku UMKM diminta kembangkan olahan sagu di Maluku, perlu kebijakan hulu sampai hilir
Sementara itu, salah seorang warga desa Etek mengatakan, sejauh ini sagu menjadi salah satu mata pencarian warga di Salagor karena daerah tersebut memang memiliki kekayaan sagu yang melimpah.
“Di Salagor sagu banyak, makanya warga juga sering jadikan itu sebagai mata pencarian. Tapi tidak rutin setiap hari. Jadi nanti kalau ada yang pesan, baru mereka buat untuk dijual pada orang yang pesan tersebut,” katanya.
Ia menyebutkan, biasanya warga sering menjualnya dalam bentuk tumang dengan ukuran dan harga yang berbeda-beda.
“Kalau tumang yang 10 kilogram itu biasanya dijual dengan harga Rp50 ribu sampai Rp100 ribu. Sementara yang paling besar itu 25 kilogram sampai 50 kilogram itu dijual dengan harga Rp150 ribu hingga Rp200 ribu,” ungkapnya.
Menurutnya, masyarakat Desa Salagor sering menjual sagu tumang ke pasar di Bula, Ibu Kota Kabupaten SBT, atau dijajakan di depan rumah masing-masing.
“Karena kan pasar besarnya itu di Bula, jadi mereka sering kirim ke sana. Atau tunggu orang pesan, baru mereka peras lagi," katanya.
Baca juga: Maluku cetak rekor MURI untuk 521 makanan berbahan sagu terbanyak
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022