Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, membutuhkan dua pos pengawasan imigrasi terhadap orang asing yang masuk ke wilayah setempat. Pelaksana tugas (Plt) Bupati Kepulauan Aru Umar Djabumona, Rabu, mengatakan, dua pos tersebut diprogramkan ditempatkan di pulau terluar Eno dan Wasir. Dua pulau di wilayah perbatasan dengan Australia itu, dinilai strategis lokasinya untuk keberadaan pos tersebut. "Kehadiran pos itu untuk mengawasi aktifitas orang asing seperti nelayan yang kapal penangkap ikan mereka beroperasi di laut Aru dan Arafura, termasuk kegiatan ilegal seperti transaksi bahan bakar minyak (bbm) di laut," kata Umar. Ia mengatakan saat rapat koordinasi (Rakor) Percepatan Pembangunan Daerah Perbatasan (P2DP) yang difasilitasi Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) di Dobo, ibu kota kabupaten Kepulauan Aru pada 29 Maret - 1 April 2011 telah diusulkan agar dua pos tersebut diperjuangkan pengoperasiannya karena memang mendesak kehadirannya untuk memantau orang asing maupun transaksi ilegal. "Kami juga mengantisipasi keberadaan delapan buah pulau terluar dengan pesona wisata bahari indah sehingga sering warga Australia dan Selandia Baru berkunjung ke sana berdasarkan laporan nelayan yang sempat melihat mereka membangun tempat berteduh dan telah dibongkar bangunan darurat tersebut," katanya. Delapan pulau terluar itu adalah Ararkula, Karaweira, Penambulai, Kultubai Utara, Kultubai Selatan, Karang, Enu dan Batu Goyang. Pemkab Kepulauan Aru juga memanfaatkan Rakor P2DP tersebut untuk mengusulkan perlu dibukanya kantor perwakilan Imigrasi di kota Dobo. "Kami mengusulkan saatnya Kantor Perwakilan Imigrasi segera dibuka di Dobo dan disetujui peserta Rakor yang nantinya difasilitasi Kementerian Negara PDT guna membicarakannya dengan Kementerian Hukum dan HAM," ujar Umar. Ia mencontohkan kasus tenggelamnya 24 warga keturunan Cina dalam pelayaran Dobo ke Tual pada 2010 merupakan pertimbangan agar Kantor Perwakilan Imigrasi saatnya dibuka di Kepulauan Aru. Laut Aru dan laut Arafura merupakan surga penangkapan ikan, sehingga tenaga kerja asing banyak bekerja di armada penangkapan yang beroperasi di sana, termasuk mengantisipasi warga Australia sering mengunjungi objek wisata bahari di pulau terluar.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011