Sebanyak 20 orang warga Skip, kecamatan Sirimau, Kota Ambon yang keracunan karena mengkonsumsi ayam potong, hingga Rabu malam masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di ibu kota provinsi Maluku itu. Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, Hans Liesay, yang dikonfirmasi ANTARA melalui telepon selulernya, Rabu malam membenarkan, 20 orang masih menjalani perawatan, di antaranya delapan orang di RSUD dr. Haulussy Kudamati, dua orang di RS Polri Tantui, serta masing-masing lima orang di RS Bhakti Rahayu dan RS Sumber Hidup. "Mereka masih menjalani merawatan intensif setelah dibawa keluarganya ke rumah sakit pada Minggu (10/4) sore hingga malam dalam kondisi lemas akibat keracunan," katanya. Puluhan warga itu, masih menjalani perawatan intensif tim dokter di rumah sakit masing-masing dan kondisi kesehatannya berangsur-angsur pulih, tetapi belum diijikan pulang. Selain 20 orang yang menjalani rawat inap, 51 orang warga Skip lainnya juga harus menjalani pemeriksaan kesehatan di beberapa Puskesmas di Kota Ambon. Dia mengakui, berdasarkan laporan dan hasil pendataan petugas Dinas Kesehatan Kota Ambon, puluhan warga Skip itu keracunan saat mengkonsumsi ayam potong di rumah tetangga mereka yang juga warga Skip. Warga setempat mendatangi rumah keluarga Putirulan karena diundang untuk syukuran salah seorang anggota keluarga yang baru diteguhkan sebagai anggota Sidi Gereja Protestan Maluku (GPM), pada Minggu (10/4). "Mereka merasa pusing-pusing, mual dan muntah setelah mengkonsumsi ayam potong di rumah keluarga Putirulan, dan langsung dibawa keluarganya di rumah sakit," katanya. Pihaknya, tandas Liesay, akan mengambil sampel makanan di rumah keluarga Putirulan guna diperiksa di laboratorium Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan (BPOM) Ambon, guna mengetahui penyebabnya. "Saya sudah menginstruksikan staf untuk segera mengambil sampel makanan untuk di periksa di laboratorium BPOM Ambon, guna mengungkap penyebabnya sekaligus dilakukan langkah penanganan lanjutan," katanya. Dia berharap kasus tersebut tidak lagi terulang karena berdampak meresahkan masyarakat.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011