Ambon (ANTARA) - Kasus stunting pada balita di Kota Ambon mengalami penurunan dari jumlah sebelumnya 509 orang menjadi 366 orang berdasarkan data Agustus 2023.
"Jumlah kasus stunting di Ambon per kecamatan mengalami penurunan, secara resmi presentasi belum dapat disampaikan sambil menunggu data resmi," kata Wakil Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Ambon, Lisa Wattimena di Ambon, Rabu.
Ia mengatakan, menurunnya kasus stunting karena organisasi perangkat daerah (OPD) setempat dan berbagai elemen masyarakat bersinergi dan berkolaborasi untuk penanganan.
Penurunan angka stunting tersebut menurut dia karena yang dilakukan selama ini berdampak baik. Karena itu, diharapkan akan terus ada kolaborasi dan sinergi antara TP PKK dan dinas terkait untuk menurunkan jumlah penderita stunting.
TP PKK sebagai mitra pemerintah siap membantu pembangunan kesejahteraan masyarakat dan keluarga, melalui berbagai program yang dilakukan ke Posyandu yang memiliki kasus kekerdilan dan keluarga rawan kekerdilan.
Lisa menyatakan upaya tersebut ditandai dengan kunjungan ke posyandu yang ada di lima kecamatan dan rutin dilakukan setiap bulan.
Posyandu memiliki peran penting dalam pelayanan kesehatan yang menyentuh langsung kepada masyarakat, karena itu pemkot terus memberikan perhatian dan penguatan terhadap posyandu.
"Saya telah turun ke 200 posyandu yang ada di kota Ambon dan permasalahan yang ditemui masih sangat banyak, sehingga dibutuhkan peran seluruh pihak," ujarnya.
Walaupun terjadi penurunan, tetapi belum signifikan, karena Kota Ambon merupakan kota yang terbuka, dan menjadi tujuan bagi pendatang dari daerah lain sehingga turut berdampak pada permasalahan sosial yang menjadi beban kota Ambon, seperti kemiskinan dan stunting.
"Kami meyakini angka prevalensi stunting dipastikan menurun 14 persen sesuai target Presiden Joko Widodo pada 2024, dan target yang ditetapkan Pemkot Ambon sebesar 11,38 persen." katanya.