Memasuki hari keenam Ramadhan 1444 Hijriah perajin sekaligus pedagang anyaman  ketupat  mulai bermunculan menggelar barang dagangan di Pasar Mardika dan Batu Merah Ambon, Maluku.

"Sejak tadi malam saya sudah ada di sini dan langsung anyam ketupat, dengan harapan pada saat pagi tiba sudah ada pembeli," kata Rita pedagang ketupat yang bermukim di kawasan Desa Batu merah, Selasa.

Dari pagi ia mengaku sudah menjual  120 ketupat , ada yang dijual sendiri ada juga yang diberikan kepada pedagang lain yang mau berjualan  ketupat.

Dia mengatakan, ketupat yang dijual dengan harga Rp7.500 per ikat  isi 10, kalau beli dua ikat Rp15.000.

Sedangkan daun ketupat berupa pelepah pohon kelapa yang masih mudah dibeli dari petani yang datang  langsung ke pasar dengan harga R8.000 hingga Rp10.000 per ikat  berjumlah 35 lembar sehingga masih bisa mendapatkan keuntungan.


Yomima, pedagang lainnya yang ditemui, mengaku  cuma menjual saja dan  mengambil ketupat dari orang uang menganyam.

Satu ketupat diambil dengan harga Rp7.500 per ikat lalu dijual dengan harga Rp10.000 per ikat.

"Ada juga pedagang yang membeli daun ketupat dan membayar perajin sebesar Rp10.000 dengan anyaman sebanyak 100 ketupat," ujarnya.

Ia mengaku berjualan ketupat  musiman seperti ini sudah berlangsung dari beberapa tahun lalu,.

Jadi sudah terbiasa, apalagi saya setiap hari berjualan bumbu masak seperti cabai, bawang, tomat, jadi sambil menunggu warga yang akan membeli bumbu masak, kesempatan untuk anyam  ketupat.

Ia mengakui keuntungannya cukup bagus, apalagi kalau menganyam ketupat sendiri, kalau diperhitungkan daun kelapa muda dibeli dari petani dengan harga Rp10.000 per ikat (35 lembar), kemudian di anyam dan di jual dengan harga Rp7.500 per 10  ketupat, dengan demikian menarik ke untungan sebesar Rp15.000 tiap  satu ikat daun ketupat.

Dengan demikian kalau sehari berhasil menganyam 100 saja sudah berhasil meraup keuntungan sebesar Rp50.000.

Pewarta: John Soplanit

Editor : Ikhwan Wahyudi


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023