Ambon (ANTARA) - Memasuki hari terakhir di bulan Desember 2024 perajin sekaligus pedagang anyaman ketupat di Kota Ambon, Maluku panen rezeki yang cukup menggembirakan karena ramai pembeli.
"Sejak tadi malam saya sudah ada disini di lokasi pasar Mardika dan langsung anyam daun kelapa menjadi ketupat , dengan harapan pada saat pagi tiba sudah ada pembeli," kata Rita pedagang ketupat yang bermukim di kawasan Desa Batu merah, Selasa.
Dari pagi sudah laku terjual 120 buah, ada yang dijual sendiri ada juga yang diberikan kepada pedagang lain yang mau berjualan buah ketupat.
Dia mengatakan, ketupat yang dijual dengan harga Rp8.000/ikat (10 buah), kalau beli dua ikat Rp15.000.
Sedangkan daun ketupat (pelepah pohon kelapa) yang masih mudah di beli dari petani yang datang jual langsung ke pasar dengan harga R8.000 hingga Rp10.000/ikat (35 lembar),dengan demikian masih bisa menarik keuntungan.
Yomima, pedagang lainnya yang ditemui, mengatakan, dengan dialek Ambon, Beta cuma jual saja, ambil dari orang yang anyam tu", jadi Beta ambil dengan harga Rp7.500/ikat lalu dijual dengan harga Rp10.000/ikat.
"Ada juga pedagang yang membeli daun ketupat dan membayar perajin sebesar Rp10.000 dengan anyaman sebanyak 100 ketupat," ujarnya.
Dagangan musiman seperti ini sudah berlangsung dari tahun ke tahun, jadi sudah terbiasa, apalagi saya setiap hari berjualan bumbu masak seperti cabai, bawang, tomat, jadi sambil menunggu warga yang akan membeli bumbu masak, kesempatan untuk anyam ketupat.
Keuntungannya cukup bagus, apalagi kalau saya yang anyam ketupat sendiri, kalau diperhitungkan daun kelapa muda dibeli dari petani dengan harga Rp10.000/ikat (35 lembar), kemudian di anyam dan dijual dengan harga Rp7.500/10 buah ketupat, dengan demikian menarik keuntungan sebesar Rp15.000 tiap satu ikat daun ketupat.
Dengan demikian kalau sehari berhasil menganyam 100 saja sudah berhasil meraup keuntungan sebesar Rp50.000, kalau saya anyam dari tengah malam hingga pagi pukul 10.00 WIT, sudah bisa mencapai 200 buah. Keuntungannya kita tidak susah-susah untuk mencari daun kepala muda ke desa-desa lagi, sebab sudah ada petani yang datang berjualan langsung ke pasar, sebab mereka sudah tahu menjelang hari-hari besar keagamaan itu pasti masyarakat mencari ketupat di pasar.