Ambon (ANTARA) - Pedagang sarang ketupat di Kota Ambon, Provinsi Maluku, hingga H-1 Lebaran panen rejeki karena pendapatan mereka meningkat pada tahun ini.
"Lumayan juga sebab pembeli yang kebanyakan ibu-ibu membeli dalam jumlah yang banyak mulai dari dua ikat hingga lima ikat dengan harga Rp10.000 per ikat," ujar Oma Aca penjual sarang ketupat di Pasar Mardika, Kota Ambon, Minggu.
Ketupat adalah panganan yang jadi tradisi setiap perayaan Lebaran, berupa beras yang dikukus dengan wadah anyaman daun kelapa. Di pinggiran Pasar Mardika beberapa orang penjual dan perajin anyaman sarang ketupat banyak berjualan dan hari Minggu ini ramai pembeli. Mereka membuat sarang ketupat dari daun kelapa yang dijual satu ikat berisikan 10 sarang ketupat. Para pembeli yang kebanyakan kaum ibu membeli dua hingga tiga ikatan, yang dipatok harganya Rp10.000 per ikat, dan ada yang harganya dua ikat Rp18.000.
Oma Oca mengatakan tahun lalu pembeli anyaman sarang ketupat sangat sepi sehingga penjual harus menurunkan harga. Hal itu disebabkan tingginya kasus positif saat puncak pandemi COVID-19, sehingga pemerintah melakukan kebijakan larangan mudik Lebaran.
Ia mengatakan tahun lalu harga sarang ketupat hanya Rp5.000 per delapan buah. "Yang membeli juga tidak banyak hanya untuk keperluan saja," katanya.
Menurut dia, pada Lebaran tahun ini ini harga anyaman sarang ketupat naik hingga mencapai Rp10.000/ikat. Banyak yang membeli untuk keperluan di rumah selain untuk makan anggota keluarga juga disajikan kepada sanak keluarga dan tamu yang datang untuk bersilaturahmi saat Lebaran.
Dia menjelaskan, penjual ketupat biasanya bersifat musiman yang biasa berjualan menjelang perayaan hari-hari besar keagamaan baik untuk Lebaran maupun Natal. Oma Oca selain menjual bahan kebutuhan pokok, sudah tiga hari terakhir menjual ketupat.
"Yang laku terjual mencapai 100 hingga 150 buah setiap hari. Untuk tahun ini saya membeli daun kelapa dari warga Desa Latuhalat, Kecamatan yakni Rp5.000 dapat 10 lembar. Jadi kalau dianyam mendapat 10 buah ketuat dan dijual Rp10.000/ikat, dengan demikian saya sudah menarik keuntungan sebesar Rp5.000 dari hasil kerajinan anyam ketupat," ujarnya.
Aisa, yang juga pedagang sarang ketupat mengatakan, kalau dirinya mengambil sarang ketupat dari perajin dengan harga Rp8.000 per ikat dan dijual kembali seharga Rp10.000 per ikat. Ia hanya mendapat keuntungan tipis Rp1.000.
"Lumayan, sebab saya jual dari pagi hingga sore terjual bisa mencapai 100 hingga 120 ikat ketupat," ujarnya.
Baca juga: Tradisi pedagang Beras Fitrah kemasan 3kg disepanjang jalan di Kota Ambon jelang Lebaran
Baca juga: Malam 27 Ramadhan warga Hualoy-Tomalehu Maluku khatam Quran 36 Kali, penuh berkah