Ambon (Antara Maluku) - Lomba layar Darwin-Ambon Yacht Race akan dipromosikan di sejumlah negara untuk menarik lebih banyak pelayar manca negara mengikuti kegiatan tersebut.
"Kami akan melakukan promosi di sejumlah negara agar lebih banyak pelayar tertarik mengikuti lomba ini tahun depan (2012)," kata koordinator penyelenggara Darwin-Ambon Yacht Race, Hellen de Lima, di Ambon, Rabu.
Menurut dia, promosi akan dimulai bulan Oktober 2011 di Tokyo (Jepang), Selandia Baru, dan sejumlah kota di Australia termasuk Sidney, Perth, dan Tasmania.
"Kami akan menggelar roadshow Darwin-Ambon selama sebulan penuh di sejumlah kota besar di Australia, kemudian ke Hong Kong dan Selandia Baru," katanya.
Kegiatan promosi tersebut merupakan kerja sama Dinah Beach Cruising Yacht Association Incorporated yang dipercayakan menanggani Darwin-Ambon Yacht Race sejak 2007, dan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kembudpar) Republik Indonesia.
Pemerintah Darwin dan Australia, kata Helen, mendukung penuh upaya promosi itu, yang juga akan melibatkan sejumlah klub layar di Asean.
"Target kami, jumlah peserta lomba ini tahun depan mencapai 30 perahu layar. Promosi ke Asean akan digencarkan, mengingat saat ini pertumbuhan klub layar maupun pelayar dari kawasan Asean terus meningkat jumlahnya," ujarnya.
Lomba yang menjadi cikal bakal terbentuknya kerja sama kota bersaudara (sister city) Darwin-Ambon itu, awalnya diselenggarakan Cruising Yacht Association of the Northern Territory Incorporated (CYANT). Asosiasi itu menyelenggarakan perlombaan perahu layar pada tahun 1976 hingga 1998, sebelum ditangguhkan karena alasan instabilitas keamanan di Maluku.
Darwin-Ambon Yacht Race, yang memiliki makna atau menyimpan kenangan tersendiri bagi para pelayar manca negara khususnya Australia, pada 1998 dicatat sebagai lomba paling bergengsi di dunia dengan jumlah peserta 100 perahu layar.
"Sebenarnya jumlah peserta semakin bertambah dan tercatat tahun 1999 mencapai 140 kapal layar, tetapi pelaksanaan dibatalkan akibat ketidakstabilan keamanan di Ambon akibat konflik sosial yang terjadi," kata Hellen.
Lomba ini baru dihidupkan kembali dan diawali dengan kunjungan perwakilan dari Ambon ke Darwin pada April 2006, dengan mengusung misi memulai kembali pelaksanaan kegiatan perlombaan. Selama masa kunjungan, pendekatan dilakukan kepada Dinah Beach Cruising Yacht Association Incorporated (DBCYA).
Asosiasi itu menunjukkan ketertarikan dengan menyaratkan situasi Ambon sudah dinyatakan aman. Ketika delegasi DBCYA dikirimkan ke Ambon dan memastikan situasi aman serta siap menyambut pelayaran internasional itu.
Lomba tahun 2011 dimenangkan Perahu layar Fantasia asal Brisbane dengan skipper Andrew Stransky, setelah memenangi dua kategori yakni sebagai kapal pertama yang mencapai finis di Pantai Desa Amahusu, kecamatan Nusaniwe pada 25 Juli 2011, serta meraih juara pertama kategori racing multihull division.
Perahu layar Fantasia yang diawaki lima orang itu mencatat waktu tempuh 57,37 jam dengan menempuh perjalanan sejauh 634 mil laut atau 1.174,68 kilo meter dari Darwin (Australia) dan berakhir di Ambon.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011
"Kami akan melakukan promosi di sejumlah negara agar lebih banyak pelayar tertarik mengikuti lomba ini tahun depan (2012)," kata koordinator penyelenggara Darwin-Ambon Yacht Race, Hellen de Lima, di Ambon, Rabu.
Menurut dia, promosi akan dimulai bulan Oktober 2011 di Tokyo (Jepang), Selandia Baru, dan sejumlah kota di Australia termasuk Sidney, Perth, dan Tasmania.
"Kami akan menggelar roadshow Darwin-Ambon selama sebulan penuh di sejumlah kota besar di Australia, kemudian ke Hong Kong dan Selandia Baru," katanya.
Kegiatan promosi tersebut merupakan kerja sama Dinah Beach Cruising Yacht Association Incorporated yang dipercayakan menanggani Darwin-Ambon Yacht Race sejak 2007, dan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kembudpar) Republik Indonesia.
Pemerintah Darwin dan Australia, kata Helen, mendukung penuh upaya promosi itu, yang juga akan melibatkan sejumlah klub layar di Asean.
"Target kami, jumlah peserta lomba ini tahun depan mencapai 30 perahu layar. Promosi ke Asean akan digencarkan, mengingat saat ini pertumbuhan klub layar maupun pelayar dari kawasan Asean terus meningkat jumlahnya," ujarnya.
Lomba yang menjadi cikal bakal terbentuknya kerja sama kota bersaudara (sister city) Darwin-Ambon itu, awalnya diselenggarakan Cruising Yacht Association of the Northern Territory Incorporated (CYANT). Asosiasi itu menyelenggarakan perlombaan perahu layar pada tahun 1976 hingga 1998, sebelum ditangguhkan karena alasan instabilitas keamanan di Maluku.
Darwin-Ambon Yacht Race, yang memiliki makna atau menyimpan kenangan tersendiri bagi para pelayar manca negara khususnya Australia, pada 1998 dicatat sebagai lomba paling bergengsi di dunia dengan jumlah peserta 100 perahu layar.
"Sebenarnya jumlah peserta semakin bertambah dan tercatat tahun 1999 mencapai 140 kapal layar, tetapi pelaksanaan dibatalkan akibat ketidakstabilan keamanan di Ambon akibat konflik sosial yang terjadi," kata Hellen.
Lomba ini baru dihidupkan kembali dan diawali dengan kunjungan perwakilan dari Ambon ke Darwin pada April 2006, dengan mengusung misi memulai kembali pelaksanaan kegiatan perlombaan. Selama masa kunjungan, pendekatan dilakukan kepada Dinah Beach Cruising Yacht Association Incorporated (DBCYA).
Asosiasi itu menunjukkan ketertarikan dengan menyaratkan situasi Ambon sudah dinyatakan aman. Ketika delegasi DBCYA dikirimkan ke Ambon dan memastikan situasi aman serta siap menyambut pelayaran internasional itu.
Lomba tahun 2011 dimenangkan Perahu layar Fantasia asal Brisbane dengan skipper Andrew Stransky, setelah memenangi dua kategori yakni sebagai kapal pertama yang mencapai finis di Pantai Desa Amahusu, kecamatan Nusaniwe pada 25 Juli 2011, serta meraih juara pertama kategori racing multihull division.
Perahu layar Fantasia yang diawaki lima orang itu mencatat waktu tempuh 57,37 jam dengan menempuh perjalanan sejauh 634 mil laut atau 1.174,68 kilo meter dari Darwin (Australia) dan berakhir di Ambon.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011