Ambon (Antara Maluku) - Maskapai penerbangan Lion Air melakukan penerbangan ujicoba sekaligus validasi penggunaan Radio Navigation Performance (RNP), yang dipasang pada pesawat Boeing 737-900 ER milik maskapai tersebut.

Ujicoba dilakukan dari bandara internasional Pattimura, kota Ambon menuju bandara di kabupaten Buru pergi pulang, Kamis.

Pantauan ANTARA, yang ikut dalam penerbangan tersebut, validasi dimulai dengan lepas landas dari landasan pacu (runway) 04 sebelah barat Bandara Pattimura menuju Pulau Buru dengan ketinggian 7.000 kaki di atas permukaan laut.

Pesawat kemudian kembali dan mendarat di runway 22, yang selama ini tidak pernah digunakan untuk pesawat lepas landas maupun mendarat.

Penerbangan dengan Kapten pilot Andy Mufty itu dilakukan dengan melintas jalur di atas Pulau Seram, Saparua dan Haruku, kabupaten Maluku Tengah. Saat kembali dan mendarat mulus di bandara Pattimura, rombongan yang ikut dalam misi ujicoba itu bertepuk tangan gembira.

Runway 22 Bandara Pattimura selama ini tidak pernah digunakan karena lokasinya yang berada di antara perbukitan dengan kondisi angin yang kuat, sehingga dianggap membahayakan penerbangan.

Penerbangan ujicoba untuk kepentingan validasi sistem RNP itu memakan waktu 47 menit, dipantau langsung oleh perwakilan Boeing Commercial Airplanes selaku perusahaan pembuat pesawat Lion Air, Asosiasi Pemandu Lalu Lintas Udara Indonesia (Indonesia Air Traffic Controller Association - IATCA), staf Kementerian Perhubungan, Angkasa Pura I, pimpinan Bandara Pattimura, dan wartawan.

"Sistem RNP lebih memudahkan pilot untuk menerbangkan maupun mendaratkan pesawat dalam berbagai kondisi cuaca maupun lokasi, karena diatur langsung melalui satelit," kata kapten Andy Mufty.

Penggunaan sistem ini pun turut meminimalisasi goncangan pesawat baik saat akan terbang maupun mendarat di bandara yang lokasinya terletak di antara perbukitan atau dalam kondisi cuaca buruk.

Andy Mufty mengakui, dipilihnya Bandara Pattimura Ambon sebagai lokasi pertama ujicoba validasi penggunaan RNP, karena lokasi bandaranya selain strategis, fasilitas navigasi yang sesuai standar internasional, juga memiliki tingkat kerawanan tersendiri dibanding bandara lainnya di tanah air.

"Ujicoba validasi sistem RNP di Bandara Internasional Pattimura Ambon ini merupakan yang pertama di Indonesia dan di Asia Tenggara. Setelah ini akan dilakukan di Manado," katanya.

Andy menegaskan, sistem RNP merupakan teknologi keamanan penerbangan terbaru yang dikeluarkan Boeing Commercial Airplanes dan digunakan pada pesawat generasi terbaru jenis Boeing.

"Ini teknologi keamanan penerbangan pertama yang diterapkan di Asia Tenggara dan Ambon dipilih sebagai daerah pertama untuk memvalidasi sistem ini, karena kondisi bandaranya yang terkenal cukup rawan sehubungan berada di antara perbukitan maupun di dekat laut," katanya.

Standar Internasional

General Manajer PT Angkasa Pura I Cabang Bandara Pattimura, Reggynald Kronest, menegaskan dipilihnya Bandara Pattimura sebagai lokasi pertama ujicoba sistem RNP membuktikan bahwa manajemen maupun fasilitas penunjang penerbangan di bandara tersebut telah memenuhi standar internasional.

"Fasilitas untuk pendaratan maupun penerbangan di bandara Pattimura sudah sesuai standar internasional, apalagi bandara ini dalam dua tahun berturut-turut memperoleh penghargaan sebagai bandara terbaik di tanah air," ujarnya.

Kendati demikian, dia mengakui, baik penerbangan maupun pendaratan seluruh maskapai penerbangan selama ini hanya dilakukan pada runway 04 sebelah barat bandara, karena dianggap lebih mudah dan bebas hambatan.

"Sedangkan runway-22, tidak pernah digunakan untuk terbang maupun mendaratnya pesawat. Dengan sistem RNP, maka runway ini sudah bisa dimanfaatkan secara optimal," katanya.

Dia menambahkan, penggunaan sistem RNP memberikan banyak pilihan bagi pilot dalam menerbangkan maupun mendaratkan pesawat dengan memanfaatkan fasilitas landing sistem yang ada di bandara, maupun menggunakan sistem otomatis yang diatur melalui jasa satelit.

Dengan sistem itu, pilot dapat dengan mudah menerbangkan dan mendaratkan pesawat di bandara yang memiliki tingkat kesulitan tinggi maupun dalam kondisi cuaca buruk dan tidak perlu bergantung pada sistem navigasi yang ada di bandara.

PT Aangkasa Pura juga telah mengganti Radar-VHF-ER di Gunung Nona, Ambon, perbaikan alat navigasi di Saumlaki dan pengadaan 100 troli tambahan untuk meningkatkan pelayanan pada para pengunjung.

Di samping itu, telah menambah dua eskalator di terminal kedatangan dan keberangkatan serta dua catu daya untuk pengamanan suplai listrik hingga 100 persen, penataan parkir dan penambahan dua X-ray.

Bandara Patimura memiliki panjang landasan pacu 2.500 meter dengan kelengkapan sistem instrumen pendaratan (instrument landing system) yang sangat memadai.

Setiap hari bandara ini, melayani penumpang sekitar 1.200 - 1.300 orang. Terdapat sembilan maskapai, yang melayani rute ke Ambon pulang pergi antara lain PT Garuda Indonesia (sekali sehari), Lion Air (dua kali), Sriwijaya Air (sekali), Batavia Air (dua kali) dan sejumlah rute pendek Ambon dan sekitarnya.

Rute-rute pendek itu dilayani oleh PT Merpati Nusantara, PT Wings Air dan Nusantara Buana Air (NBA) ke sejumlah wilayah di Ambon dan Papua seperti Nabire, Fakfak, Banda dan Saumlaki serta Ternate, ibu kota provinsi Maluku Utara.

Pewarta: James F. Ayal

Editor : James


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2011