Timika (Antara Maluku) - Panglima Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Erfi Triassunu mengatakan, berbagai aksi teror penembakan di areal Freeport selama ini diduga kuat dilakukan oleh sempalan Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Berbicara kepada ANTARA di Timika, Kamis, Mayjen Erfi Triassunu mengatakan hingga saat ini pengikut bekas Panglima TPN OPM, almarhum Kelly Kwalik masih ada dan diduga kuat merekalah yang mendalangi berbagai aksi penembakan di areal Freeport.

Kelly Kwalik sendiri tertembak mati dalam sebuah penyergapan oleh tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri di sebuah rumah di kawasan Gorong-gorong Timika pada 16 Desember 2009.

"Pasti ada hubungannya. Sempalan-sempalannya kan pasti ada," kata Erfi Triassunu.

Erfi mengaku beberapa tahun lalu saat bertugas selama tiga bulan di Timika, ia pernah bertemu secara langsung dengan Kelly Kwalik.

Berbagai aksi teror penembakan yang dilakukan oleh kelompok pengikut Kelly Kwalik tersebut diduga dilatari oleh perasaan dendam lantaran mereka tidak diperhatikan.

"Intinya soal kesejahteraan dan keadilan," tutur Erfi.

Terkait semakin kerapnya aksi penembakan oleh gerombolan bersenjata tak dikenal di areal Freeport akhir-akhir ini, menurut Pangdam Cenderawasih, Kapolda Papua Irjen Pol Drs Bigman Lumban Tobing secara resmi telah meminta bantuan dan dukungan pengamanan dri jajaran Kodam XVII Cenderawasih.

Jajaran Kodam XVII/Cenderawasih akan memberikan dukungan maksimal dalam hal pengamanan PT Freeport sebagai salah satu Obyek Vital Nasional (Obvitnas) sesuai kemampuan yang dimiliki.

Ke depan, katanya, akan ada penambahan pengamanan di areal Freeport dan untuk maksud tersebut Kodam XVII/Cenderawasih masih menunggu proses lebih lanjut karena harus dilaporkan ke Mabes TNI AD di Jakarta.

"Langkah yang kami lakukan sesuai aturan. Mengapa sekarang polisi berada di depan karena status keamanan saat ini adalah tertib sipil," jelas Pangdam Cenderawasih.

Sebagaimana di areal Freeport, menurut Mayjen Erfi, Kodam XVII Cenderawasih juga terlibat membantu kegiatan pengamanan di wilayah Mulia, Kabupaten Puncak Jaya yang juga sering dilanda teror penembakan oleh gerombolan bersenjata.

Sesuai ketentuan UU Nomor 34 tahun 2004 tentang TNI, katanya, para prajurit TNI juga diberikan kewenangan untuk melakukan tugas Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yaitu dalam rangka mengatasi kelompok separatis.

"Kita tetap melakukan pengamanan bersama-sama dengan Polri dengan koordinasi yang ketat. Saya berharap para prajurit yang nantinya bertugas di areal Freeport bisa berkoordinasi dan bersinergi dengan Freeport dan Polri dengan membuat pedoman pelaksanaan pengamanan atau semacam SOP," harap Mayjen Erfi Triassunu yang akan dipromosikan menjadi staf khusus KSAD dalam waktu dekat.

Dari data PT Freeport Indonesia, terhitung sejak Juli 2009 hingga Februari 2012, tercatat sudah 15 orang meninggal dan 54 orang lainnya terluka akibat aksi penembakan oleh kelompok bersenjata tak dikenal.

Para korban meninggal berprofesi sebagai karyawan Freeport, karyawan perusahaan kontraktor, pendulang tradisional, petugas security Freeport dan aparat keamanan dari pihak kepolisian.

Pewarta: ANTARA

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012