Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon fokus mengembangkan label sebagai city of music atau kota musik sebagai bagian jaringan Kota Kreatif Dunia dengan kriteria musik yang telah ditetapkan UNESCO sejak 2019.
"Kota Ambon memiliki sejumlah label selain kota musik, kota perdamaian dan kota ikan. Tetapi yang menjadi fokus pengembangan yakni kota musik," kata Penjabat (Pj) Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena dalam keterangan yang diterima, di Ambon, Kamis.
Ia mengatakan label Ambon sebagai kota musik menjawab arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Suhajar Diantoro saat pembukaan Rakernas XVI Apeksi 2023 bahwa setiap kota di Indonesia harus memiliki sebuah branding.
Baca juga: Musisi Country Amerika Serikat Ashley Campbell hibur warga kota Ambon
"Kita prioritas pada Ambon kota musik, sementara branding lainnya menjadi bagian yang tidak terlepas," katanya.
Berbagai upaya dilakukan Pemkot Ambon untuk mempertahankan ciri khas tersebut. "Perlahan ciri khas kota musik semakin membudaya, seperti saat ini hampir 6.000 anak-anak di Ambon bermain jukulele dan menjadi rutinitas memainkan alat musik," katanya.
Kemudian ditindaklanjuti dengan penerapan kurikulum muatan lokal berbasis musik dimulai dari tingkat SD dan SMP, dengan mengajarkan alat musik etnik.
Alat musik yang ditetapkan dalam kurikulum muatan lokal untuk kelas 1-3 yakni tifa dan suling bambu, kelas 4-6 alat musik jukulele dan totobuang. Sedangkan kelas 7-9 totobuang dan hawaiaan.
Baca juga: Pertunjukan musik warnai hari musik di kota Ambon
Sejumlah kegiatan, kata Bodewin, dilaksanakan setiap bulan seperti Harmoni Sudut Kota yang dilaksanakan di Taman Pattimura, serta program lainnya.
"Kami juga menyiapkan spot-spot yang menjadi ikon supaya ketika orang datang, orang akan katakan benar ada di kota musik," katanya.
Diakuinya, seluruh upaya merupakan indikator untuk tetap mempertahankan Ambon City of Music yang diberikan UNESCO. Jika tidak bisa mempertahankan, maka akan dicabut.
Karena itu pihaknya mengajak seluruh warga Kota Ambon untuk menunjukkan bahwa memang orang Ambon itu DNA-nya musik. Musik bahkan menjadi bagian daripada kehidupan masyarakat kota Ambon, karena musik ini berkaitan dengan kreativitas ekonomi.
"Kota Ambon saat ini berupaya untuk membangun ekosistem ekonomi kreatif berbasis musik. UMKM muncul, tapi di situ ada musik. Pariwisata muncul, di situ ada musik. Itulah ekonomi kreatif atau kota kreatif berbasis musik," ujarnya.
Baca juga: AMO siapkan pertanggungjawaban kota musik dunia ke UNESCO
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023
"Kota Ambon memiliki sejumlah label selain kota musik, kota perdamaian dan kota ikan. Tetapi yang menjadi fokus pengembangan yakni kota musik," kata Penjabat (Pj) Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena dalam keterangan yang diterima, di Ambon, Kamis.
Ia mengatakan label Ambon sebagai kota musik menjawab arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Suhajar Diantoro saat pembukaan Rakernas XVI Apeksi 2023 bahwa setiap kota di Indonesia harus memiliki sebuah branding.
Baca juga: Musisi Country Amerika Serikat Ashley Campbell hibur warga kota Ambon
"Kita prioritas pada Ambon kota musik, sementara branding lainnya menjadi bagian yang tidak terlepas," katanya.
Berbagai upaya dilakukan Pemkot Ambon untuk mempertahankan ciri khas tersebut. "Perlahan ciri khas kota musik semakin membudaya, seperti saat ini hampir 6.000 anak-anak di Ambon bermain jukulele dan menjadi rutinitas memainkan alat musik," katanya.
Kemudian ditindaklanjuti dengan penerapan kurikulum muatan lokal berbasis musik dimulai dari tingkat SD dan SMP, dengan mengajarkan alat musik etnik.
Alat musik yang ditetapkan dalam kurikulum muatan lokal untuk kelas 1-3 yakni tifa dan suling bambu, kelas 4-6 alat musik jukulele dan totobuang. Sedangkan kelas 7-9 totobuang dan hawaiaan.
Baca juga: Pertunjukan musik warnai hari musik di kota Ambon
Sejumlah kegiatan, kata Bodewin, dilaksanakan setiap bulan seperti Harmoni Sudut Kota yang dilaksanakan di Taman Pattimura, serta program lainnya.
"Kami juga menyiapkan spot-spot yang menjadi ikon supaya ketika orang datang, orang akan katakan benar ada di kota musik," katanya.
Diakuinya, seluruh upaya merupakan indikator untuk tetap mempertahankan Ambon City of Music yang diberikan UNESCO. Jika tidak bisa mempertahankan, maka akan dicabut.
Karena itu pihaknya mengajak seluruh warga Kota Ambon untuk menunjukkan bahwa memang orang Ambon itu DNA-nya musik. Musik bahkan menjadi bagian daripada kehidupan masyarakat kota Ambon, karena musik ini berkaitan dengan kreativitas ekonomi.
"Kota Ambon saat ini berupaya untuk membangun ekosistem ekonomi kreatif berbasis musik. UMKM muncul, tapi di situ ada musik. Pariwisata muncul, di situ ada musik. Itulah ekonomi kreatif atau kota kreatif berbasis musik," ujarnya.
Baca juga: AMO siapkan pertanggungjawaban kota musik dunia ke UNESCO
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023