Ambon (Antara Maluku) - Kapolda Maluku Brigjen Pol Syarief Gunawan menegaskan, kondisi keamanan di Negeri Portho dan Haria, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, telah terkendali dan kondusif pascabentrokan yang terjadi Rabu (7/3).
"Situasi di kedua negeri bertetangga itu telah terkendali dan kondusif kembali. Saya sudah meninjau kondisi di lapangan dan menginstruksikan aparat Kepolisian maupun TNI untuk melakukan pengamanan seoptimal mungkin guna meminimalisir konflik baru," kata Kapolda Syarief Gunawan kepada wartawan di Ambon, Kamis petang.
Kapolda, yang baru tiba usai melakukan kunjungan mendadak bersama Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu dan Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Suharsono, sejak Kamis pagi, menyatakan dirinya juga sudah bertemu dengan masyarakat, tokoh agama dan pemuka masyarakat kedua negeri bertetangga dan memiliki pertalian hubungan darah itu, sekaligus mengajak mereka untuk menghentikan konflik dan membangun kembali kehidupan yang rukun dan damai.
Kapolda mengakui dirinya bersama Pangdam Mayjen Suharsono dan Gubernur Ralahalu telah menginstruksikan aparat Polri dan TNI untuk melakukan tugas pengamanan dengan sungguh-sungguh dan tidak memberikan ruang bagi terjadinya konflik baru.
Muspika bersama tokoh agama dan pemuka masyarakat juga telah diimbau untuk melakukan pendekatan dan menyadarkan masyarakat kedua negeri itu agar menghentikan pertikaian dan membangun hubungan kekeluargaan dan persaudaraan yang harmonis.
"Sebesar apa pun upaya perdamaian dilakukan oleh Pemerintah provinsi maupun kabupaten dan kecamatan dan sebanyak apa pun personil TNI dan Polri diterjunkan untuk melakukan pengamanan, akan menjadi sia-sia jika tidak didukung kesadaran masyarakat untuk menghentikan pertikaian," ujarnya.
Dia menambahkan, personel TNI dan Polri saat ini telah mengendalikan situasi keamanan sekaligus melakukan penyekatan dan penjagaan ketat di perbatasan kedua negeri bertetangga itu, agar tidak memberikan ruang bagi warga untuk terlibat konflik.
"Kami berharap konflik antardua desa ini cepat berakhir, sehingga tidak menimbulkan dampak lebih besar bagi kondisi keamanan di Maluku yang secara umum kondusif dan aman menjelang pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXIV Tingkat Nasional yang dijadwalkan berlangsung di Ambon, Juni 2012," katanya.
Jumlah korban
Bentrokan yang dipicu penembakan mobil angkot jurusan Kota Saparua oleh orang tidak dikenal (OTK) itu mengakibatkan Ny. Ice Latuihamalo terkena serpihan proyektil peluru di bagian punggung kanan.
Aksi penembakan itu berbuntut konsentrasi massa dua negeri bertetangga hingga berlanjut dengan aksi bentrok menggunakan senjata tajam, senjata rakitan dan bom rakitan.
Dalam bentrokan itu tiga warga Negeri Portho menderita luka terkena serpihan bom maupun tembakan yakni Korneles Silahoy (luka tangan kanan terkena serpihan bom), Dantis Tupamahu (terkena serpihan bom di mulut) dan Topas Sihasale (luka tembak di bagian perut). Tiga korban ini telah dibawa ke RSUD dr. Haulussy untuk menjalani perawatan intensif.
Empat Warga Haria juga menderita luka-luka dan saat ini menjalani perawatan intensif di RS Saparua. Mereka adalah Pieter Pelamonia (48) yang luka terkena serpihan bom di kaki kiri, Hendrik Souhoka (45) terkena serpiham bom di paha kiri, Bu Lewol (28) luka tembak pada tangan kanan serta Ari Latupeirissa (terkena serpihan bom di tangan kanan).
Bentrokan juga berakibat lima unit rumah rusak dan terbakar.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012
"Situasi di kedua negeri bertetangga itu telah terkendali dan kondusif kembali. Saya sudah meninjau kondisi di lapangan dan menginstruksikan aparat Kepolisian maupun TNI untuk melakukan pengamanan seoptimal mungkin guna meminimalisir konflik baru," kata Kapolda Syarief Gunawan kepada wartawan di Ambon, Kamis petang.
Kapolda, yang baru tiba usai melakukan kunjungan mendadak bersama Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu dan Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Suharsono, sejak Kamis pagi, menyatakan dirinya juga sudah bertemu dengan masyarakat, tokoh agama dan pemuka masyarakat kedua negeri bertetangga dan memiliki pertalian hubungan darah itu, sekaligus mengajak mereka untuk menghentikan konflik dan membangun kembali kehidupan yang rukun dan damai.
Kapolda mengakui dirinya bersama Pangdam Mayjen Suharsono dan Gubernur Ralahalu telah menginstruksikan aparat Polri dan TNI untuk melakukan tugas pengamanan dengan sungguh-sungguh dan tidak memberikan ruang bagi terjadinya konflik baru.
Muspika bersama tokoh agama dan pemuka masyarakat juga telah diimbau untuk melakukan pendekatan dan menyadarkan masyarakat kedua negeri itu agar menghentikan pertikaian dan membangun hubungan kekeluargaan dan persaudaraan yang harmonis.
"Sebesar apa pun upaya perdamaian dilakukan oleh Pemerintah provinsi maupun kabupaten dan kecamatan dan sebanyak apa pun personil TNI dan Polri diterjunkan untuk melakukan pengamanan, akan menjadi sia-sia jika tidak didukung kesadaran masyarakat untuk menghentikan pertikaian," ujarnya.
Dia menambahkan, personel TNI dan Polri saat ini telah mengendalikan situasi keamanan sekaligus melakukan penyekatan dan penjagaan ketat di perbatasan kedua negeri bertetangga itu, agar tidak memberikan ruang bagi warga untuk terlibat konflik.
"Kami berharap konflik antardua desa ini cepat berakhir, sehingga tidak menimbulkan dampak lebih besar bagi kondisi keamanan di Maluku yang secara umum kondusif dan aman menjelang pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXIV Tingkat Nasional yang dijadwalkan berlangsung di Ambon, Juni 2012," katanya.
Jumlah korban
Bentrokan yang dipicu penembakan mobil angkot jurusan Kota Saparua oleh orang tidak dikenal (OTK) itu mengakibatkan Ny. Ice Latuihamalo terkena serpihan proyektil peluru di bagian punggung kanan.
Aksi penembakan itu berbuntut konsentrasi massa dua negeri bertetangga hingga berlanjut dengan aksi bentrok menggunakan senjata tajam, senjata rakitan dan bom rakitan.
Dalam bentrokan itu tiga warga Negeri Portho menderita luka terkena serpihan bom maupun tembakan yakni Korneles Silahoy (luka tangan kanan terkena serpihan bom), Dantis Tupamahu (terkena serpihan bom di mulut) dan Topas Sihasale (luka tembak di bagian perut). Tiga korban ini telah dibawa ke RSUD dr. Haulussy untuk menjalani perawatan intensif.
Empat Warga Haria juga menderita luka-luka dan saat ini menjalani perawatan intensif di RS Saparua. Mereka adalah Pieter Pelamonia (48) yang luka terkena serpihan bom di kaki kiri, Hendrik Souhoka (45) terkena serpiham bom di paha kiri, Bu Lewol (28) luka tembak pada tangan kanan serta Ari Latupeirissa (terkena serpihan bom di tangan kanan).
Bentrokan juga berakibat lima unit rumah rusak dan terbakar.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012