Ambon (Antara Maluku) - Harga tempe dan tahu di Kota Ambon dipastikan naik mulai 1 Agustus 2012, menyusul melonjaknya harga kacang kedelai di tanah air.

Seorang produsen tempe di Desa Batumerah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Muklis menyatakan kenaikan harga itu merupakan hasil perundingan para pembuat panganan berbahan dasar kecang kedelai itu di Ambon, Rabu malam (25/7).

"Kami di Ambon sudah memutuskan bahwa pada 1 Agustus nanti harga tempe di tingkat produsen naik dari Rp750 per potong menjadi Rp800 per potong, sedangkan tahu dari Rp800 per potong menjadi Rp900 per potong," kata Muklis yang didampingi istrinya Suryanti di Ambon, Kamis.

Muklis mengatakan, bila para pengecer tahu dan tempe menolak kenaikan itu, semua produsen di Kota Ambon akan berhenti berproduksi.

"Itu sudah kesepakatan kami, dari pada harus terus mengalami defisit modal. Sudah dua bulan ini harga kacang kedelai naik dan saya mengalami defisit Rp86 juta," katanya.

Menurut dia, harga kecang kedelai naik bertahap dari Rp6.300 per kg hingga Rp7.600 per kg selama dua bulan terakhir.

Selama itu, para produsen tempe di Ambon tidak menaikan harga jual kepada pengecer. Mereka menyiasatinya dengan mengurangi ukuran tempe maupun tahu yang diproduksi, setiap kali kacang kedelai naik harga.

"Kini ukurannya tidak bisa dikecilkan lagi, sudah 'stag'. Harganya yang harus dinaikan. Para produsen sudah sepakat bahwa akan menerapkan harga baru pada 1 Agustus untuk kacang yang akan dikirim dari Surabaya besok (Jumat, 27/7)," kata Istri Muklis, Suryanti.

Suryanti mengatakan, pada pengiriman Jumat, harga kacang kedelai dari Surabaya sudah Rp8.200 per kg. Harga itu belum termasuk biaya sewa kontener. Kondisi tersebut memaksa para produsen tempe menaikan harga jual kepada pengecer.

Dia berharap, pemerintah bisa menyetabilkan harga kedelai ke level Rp6.000 per kg seperti pada 2011 agar kesejahteraan produsen tempe kembali membaik sehingga tidak ada pabrik yang ditutup.

Dikatakannya, selama ini, di Desa Batumerah, ada lima produsen yang memproduksi tempe dan tahu. Mereka mengolah empat ton lebih kecang kedelai setiap hari untuk kebutuhan masyarakat Kota Ambon.

Dia sangat menyayangkan bila sampai semua pabrik tempe di Kota Ambon ditutup dan para produsen terpaksa merumahkan karyawannya, kalau kondisi mahalnya harga kedelai itu terus berlanjut.

"Tahun 2008 saat harga kedelai naik hingga Rp7.000 per kg, para produsen tempe mendapat subsidi dari pemerintah sebesar Rp1.000 per kg. Kami yang di Ambon disubsidi Rp100 ribu per hari. Kini, harga kedelai meroket hingga Rp8.000-an per kg baru pemerintah mau bertindak," kata Suryanti.

Pewarta: Rosni Marasabessy

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012