Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengimbau masyarakat untuk tidak hanya bergantung terhadap teknologi kebencanaan untuk dapat selamat dari sebuah bencana, tapi juga membekali diri dengan pengetahuan kesiagaan menghadapi bencana alam.
"Untuk dapat selamat, jangan puas terhadap teknologi, karena akan selalu ada kekurangan," katanya dalam dialog tentang mitigasi gempa bumi dan tsunami, dalam memperingati Hari Kesadaran Tsunami Sedunia yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.
Dwikorita mengatakan kearifan masyarakat terhadap mitigasi bencana justru dapat lebih menyelamatkan nyawa saat terjadi gempa bumi dan/atau tsunami.
Dia menilai kesiapsiagaan masyarakat dalam mitigasi bencana merupakan upaya yang penting untuk dapat menciptakan karakter masyarakat yang lebih tangguh dan resiliensi terhadap bencana alam, terutama pada daerah rawan bencana.
Baca juga: BMKG prakirakan mayoritas kota besar Indonesia berpotensi hujan
"Seperti yang dicanangkan oleh Sekjen PBB, agar pada 2027 diharapkan agar 100 persen masyarakat yang tinggal di daerah rawan siap untuk menyelamatkan diri dari tsunami," ujarnya.
Untuk itu, Dwikorita menambahkan BMKG bersama sejumlah pemangku kepentingan terkait senantiasa bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bencana alam.
Selain itu, dia juga menyebutkan pihaknya tetap berupaya untuk meningkatkan kualitas teknologi peringatan dini bencana alam, agar masyarakat dapat lebih mewaspadai adanya bencana yang datang.
Dwikorita menuturkan BMKG belajar dari sejumlah bencana gempa bumi dan tsunami yang telah melanda Indonesia beberapa tahun belakangan.
"Teknologi terus kita kejar untuk menjadi lebih maju, namun, ujung-ujungnya dalam keadaan emergency kadang terjadi kegagalan (teknologi) yang berbagai macam, karena teknologi belum mampu mengikuti fenomena alam dengan cepat. Untuk itu, kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana sangat dibutuhkan," tutur Dwikorita Karnawati.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG: Bekali diri, jangan andalkan teknologi selamat dari bencana
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023
"Untuk dapat selamat, jangan puas terhadap teknologi, karena akan selalu ada kekurangan," katanya dalam dialog tentang mitigasi gempa bumi dan tsunami, dalam memperingati Hari Kesadaran Tsunami Sedunia yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.
Dwikorita mengatakan kearifan masyarakat terhadap mitigasi bencana justru dapat lebih menyelamatkan nyawa saat terjadi gempa bumi dan/atau tsunami.
Dia menilai kesiapsiagaan masyarakat dalam mitigasi bencana merupakan upaya yang penting untuk dapat menciptakan karakter masyarakat yang lebih tangguh dan resiliensi terhadap bencana alam, terutama pada daerah rawan bencana.
Baca juga: BMKG prakirakan mayoritas kota besar Indonesia berpotensi hujan
"Seperti yang dicanangkan oleh Sekjen PBB, agar pada 2027 diharapkan agar 100 persen masyarakat yang tinggal di daerah rawan siap untuk menyelamatkan diri dari tsunami," ujarnya.
Untuk itu, Dwikorita menambahkan BMKG bersama sejumlah pemangku kepentingan terkait senantiasa bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bencana alam.
Selain itu, dia juga menyebutkan pihaknya tetap berupaya untuk meningkatkan kualitas teknologi peringatan dini bencana alam, agar masyarakat dapat lebih mewaspadai adanya bencana yang datang.
Dwikorita menuturkan BMKG belajar dari sejumlah bencana gempa bumi dan tsunami yang telah melanda Indonesia beberapa tahun belakangan.
"Teknologi terus kita kejar untuk menjadi lebih maju, namun, ujung-ujungnya dalam keadaan emergency kadang terjadi kegagalan (teknologi) yang berbagai macam, karena teknologi belum mampu mengikuti fenomena alam dengan cepat. Untuk itu, kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana sangat dibutuhkan," tutur Dwikorita Karnawati.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG: Bekali diri, jangan andalkan teknologi selamat dari bencana
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023