Ternate (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Baabullah Ternate, Maluku Utara (Malut) menyatakan, saat ini terpantau gelombang kelvin dan rossby ekuator serta tekanan rendah dan konvergensi di sekitar wilayah Malut.
"Gelombang kelvin dan rossby ekuator memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan hampir di seluruh Wilayah Malut," kata Kepala BMKG Kelas I Sultan Baabullah Ternate, Sakiman di Ternate, Senin.
Dia menyebut, umumnya, kondisi cuaca di Maluku Utara selama periode 16 hingga 22 Desember 2024 berawan, hujan ringan dengan potensi hujan intensitas sedang hingga lebat secara fluktuatif yang terjadi pada siang sore.malam dan dini hari.
Sehingga, pihaknya meminta waspada terjadinya dampak turunan dari fenomena hidrometeorologi tersebut diantaranya banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, berkurangnya jarak pandang, dan angin kencang.
BMKG juga mencatat 16 - 17 Desember 2024 diprediksi potensi hujan intensitas sedang hingga lebat diprakirakan terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Pulau Morotai, Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Haimahera Timur, Tidore Kepulauan, Kota Temate, Kabupaten Halmahera Selatan dan sekitarnya.
Begitu pula, 18 - 19 Desember 2024 potensi hujan intensitas sedang hingga lebat diprakirakan terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Pulau Morotai, Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Timur, Tidore Kepulauan,Kota Ternate,Kabupaten Kepulauan ,Sula, Kabupaten Pulau Taliabu dan sekitarnya.
Untuk 20-22 Desember 2024 potensi hujan intensitas sedang hingga lebat diprakirakan terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Pulau Morotai, Kabupaten Halmahera Utara,Kabupaten Halmahera Tengah, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula, Kabupaten Pulau Taliabu dan sekitarnya.
Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat diimbau untuk memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi penurunan jumlah curah hujan dan pohon tumbang serta mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana akibat angin kencang.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk mengenali potensi bencana di lingkungan masing masing dan mulai memahami cara mengurang risiko bencana tersebut dengan tidak membuang sampah sembarangan. bergotong royong menjaga kebersihan, dan menata lingkungan sekitamya.
BMKG: gelombang kelvin picu pertumbuhan awan hujan di Malut
Selasa, 17 Desember 2024 9:57 WIB