Anggota Komisi III DPRD Maluku Anos Yeremias menilai Bandara Pattimura Ambon yang menyandang status bandara internasional tidak membawa dampak positif terhadap perkembangan dan pertumbuhan ekonomi daerah itu selama ini.

Ia menjelaskan setiap bandar udara yang menyandang status bandara internasional seharusnya ada jadwal penerbangan langsung ke luar negeri dan membawa dampak positif bagi pengembangan pariwisata daerah maupun perekonomian masyarakat.

"Bandara Pattimura Ambon sudah lama menyandang status bandara internasional tetapi sayangnya tidak membawa dampak positif terhadap kemajuan daerah sehingga saya setuju dengan langkah Menteri Perhubungan mencabut status tersebut," kata Anos Yeremias Anos di Ambon, Kamis.

Menteri Perhubungan telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 31 Tahun 2024 tentang pencabutan status bandara internasional pada beberapa bandara di Indonesia, termasuk Bandara Pattimura Ambon.

Baca juga: Bandara Pattimura Ambon raih penghargaan kecelakaan nihil Bulan K3

Ia menjelaskan mestinya status bandara internasional itu bermanfaat bagi daerah dan rakyat, katanya, langkah Kemenhub mencabut status tersebut tidak jadi masalah.

Lewat pencabutan status tersebut, diharapkan terjadi pemulihan di sektor penerbangan nasional dan frekwensi penerbangan di provinsi ini juga ditambah.

Peran serta kepala daerah di kabupaten dan kota juga sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan frekwensi penerbangan.

"Coba lihat Bandara Ibra di Kabupaten Maluku Tenggara yang saat ini sudah dilayani pesawat berbadan lebar selain Wings Air sehingga perlu didorong juga frekwensi penerbangan di Bandara Mathilda Batlayeri Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar," katanya.

Menurutnya pencabutan status Bandara Pattimura Ambon sebagai bandara internasional itu biasa saja, karena memang tidak ada manfaatnya selama ini.

Baca juga: Bandar udara Pattimura Ambon suguhkan atraksi barongsai rayakan Imlek

"Bagaimana mau menunjang pengembangan potensi pariwisata di daerah kalau tidak ada jalur penerbangan internasional secara langsung ke luar negeri," tandasnya.

Lebih baik ditambah pembangunan bandara di setiap kabupaten/kota karena akan berdampak positif bagi masyarakat sekaligus membuka keterisolasian daerah dengan jangkauan lebih mudah dan cepat.

Misalnya di Pulau Selaru  juga bisa dibangun sebuah bandara karena jika sewaktu-waktu terjadi cuaca buruk di Saumlaki maka pesawat bisa mendarat di sana dan tidak perlu kembali ke Tual.

Soal animo masyarakat Maluku untuk terbang langsung ke luar negeri kecil sebenarnya tidak demikian, karena selama ini memang tidak ada penerbangan langsung.

Misalnya hubungan kota kembar (Sister City) Ambon-Darwin (Australia) yang sudah terjalin lama hanya sebatas kegiatan lomba layar internasional tetapi tidak ada penerbangan internasional secara langsung.

Baca juga: Bandara Pattimura Ambon dukung pencabutan status Internasional

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : Moh Ponting


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024