Ambon (Antara Maluku) - Kapolres Pulau Buru AKBP Komarus Zaman mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan intensif guna mencari tahu identitas jenazah yang ditemukan penambang di lokasi ponton penyeberangan Debuwae-Mako, Jumat (8/11).
"Identitas korban masih dalam tahap penyelidikan dan sudah dilakukan visum et repertum terhadap jenazah di Polsek Waeapo," kata Kapolres yang dihubungi dari Ambon, Sabtu.
Polisi juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan meminta keterangan sejumlah saksi dari warga dan beberapa penambang yang pertama kali menemukan jasad korban.
Komarus mengatakan, dari hasil visum ini nantinya akan diketahui sebab-sebab kematian korban dan kalau memang ada indikasi kekerasan, polisi akan melakukan pengembangan pemeriksaan guna mencari oknum pelakunya.
"Jenazah pria dewasa tanpa identitas ini kami evakuasi ke Polsek Waepo yang lebih dekat dengan TKP untuk dilakukan visum oleh tim dokter karena jaraknya ke rumah sakit di pusat kota relatif jauh," katanya.
Kapolres juga mengimbau warga yang merasa ada anggota keluarga mereka yang hilang bisa melapor ke Polsek setempat atau juga ke Mapolres agar lebih mempermudah proses identifikasi korban.
Awalnya sejumlah penambang emas menemukan sesosok mayat laki-laki dewasa tanpa identitas tergeletak di sekitar lokasi ponton penyeberangan Debuwae-Mako dan ada semacam bekas tusukan terkena benda tajam di tubuhnya.
Kejadian ini selanjutnya dilaporkan ke pos polisi terdekat dan pihak Polsek Waeapo langsung mendatangi TKP.
Salah satu warga setempat, Ibrahim Wael mengatakan, sejak lokasi penambangan emas ilegal dibuka tahun lalu, berbagai kasus kriminal seperti perampokan dan pembunuhan, bentrok antar penambang, hingga kasus asusila seperti pencabulan marak terjadi di Pulau Buru.
"Pekan lalu seorang penambang asal Pulau Jawa bernama Samsul Hadi juga menjadi korban pengeroyokan dan pembacokan lima tersangka yang juga berprofesi penambang ilegal di kawasan Anhony," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013
"Identitas korban masih dalam tahap penyelidikan dan sudah dilakukan visum et repertum terhadap jenazah di Polsek Waeapo," kata Kapolres yang dihubungi dari Ambon, Sabtu.
Polisi juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan meminta keterangan sejumlah saksi dari warga dan beberapa penambang yang pertama kali menemukan jasad korban.
Komarus mengatakan, dari hasil visum ini nantinya akan diketahui sebab-sebab kematian korban dan kalau memang ada indikasi kekerasan, polisi akan melakukan pengembangan pemeriksaan guna mencari oknum pelakunya.
"Jenazah pria dewasa tanpa identitas ini kami evakuasi ke Polsek Waepo yang lebih dekat dengan TKP untuk dilakukan visum oleh tim dokter karena jaraknya ke rumah sakit di pusat kota relatif jauh," katanya.
Kapolres juga mengimbau warga yang merasa ada anggota keluarga mereka yang hilang bisa melapor ke Polsek setempat atau juga ke Mapolres agar lebih mempermudah proses identifikasi korban.
Awalnya sejumlah penambang emas menemukan sesosok mayat laki-laki dewasa tanpa identitas tergeletak di sekitar lokasi ponton penyeberangan Debuwae-Mako dan ada semacam bekas tusukan terkena benda tajam di tubuhnya.
Kejadian ini selanjutnya dilaporkan ke pos polisi terdekat dan pihak Polsek Waeapo langsung mendatangi TKP.
Salah satu warga setempat, Ibrahim Wael mengatakan, sejak lokasi penambangan emas ilegal dibuka tahun lalu, berbagai kasus kriminal seperti perampokan dan pembunuhan, bentrok antar penambang, hingga kasus asusila seperti pencabulan marak terjadi di Pulau Buru.
"Pekan lalu seorang penambang asal Pulau Jawa bernama Samsul Hadi juga menjadi korban pengeroyokan dan pembacokan lima tersangka yang juga berprofesi penambang ilegal di kawasan Anhony," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2013