Pemerintah Provinsi Maluku Utara menggelar Festival Kie Raha 2024 untuk mengenang momen historis kejayaan masa lampau dan memperkuat ikon jalur rempah sebagai jalan menuju masa depan.
"Festival Kie Raha bertujuan menciptakan konektivitas budaya dan menghidupkan kembali ekosistem berkelanjutan," kata Sekprov Malut Abubakar Abdullah dihubungi di Ternate, Jumat.
Festival yang digelar pada 14-16 Agustus 2024 di Sofifi mengambil tema "Rempah Kie Raha, Jalan Kebudayaan",
Menurut dia kegiatan ini diharapkan dapat menguatkan jalur rempah sebagai konektivitas ekosistem budaya di masa depan dan memperkuat peran Malut yang memiliki kejayaan di masa lampau dengan kekayaan rempah.
Menurut dia, pelestarian warisan budaya lokal bertujuan menjaga identitas dan jati diri suatu masyarakat.
"Melalui pelestarian, kita dapat memperkuat ikatan sosial dan kebanggaan terhadap warisan budaya yang dimiliki," ujarnya.
Ikut ambil bagian pada Festival Kie Raha Kesultanan Ternate, Kesultanan Bacan, Kesultanan Jailolo, Kesultanan Tidore, serta berbagai unsur masyarakat mulai dari komunitas budaya, sanggar seni dan sastra serta para pelajar.
Ratusan peserta menampilkan beragam kreativitas masing-masing di bidang seni dan budaya.
Festival Kie Raha memiliki enam kegiatan yaitu pertunjukan seni dan cipta sastra daerah dengan tema Rempahku dalam Balutan Kreativitas Anak Negeri.
Kemudian, Pameran Warisan Budaya dengan tema Merawat Warisan Budaya, Merawat Anak Cucu, Seminar Jalur Rempah dengan tema Jalur Rempah Nusantara dan Maluku Utara, Workshop Tata Kelola Festival dengan tema Festival Jalur Rempah dari Masa ke Masa.
Lalu, Workshop Perlindungan Warisan Budaya dengan tema Jalur Rempah dan Warisan Budaya dan City Tour dengan tema Cagar Budaya dalam Genggaman Milineal.
Aneka tari kreasi juga ditampilkan berpadu dengan iringan musik yang dimainkan langsung oleh peserta maupun rekaman pada pelaksanaan parade.
Tak hanya menunjukkan seni tarian-tarian yang memikat, peserta pun dibalut dengan berbagai kostum dan aksesoris warna-warni yang unik.
Sementara itu, Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi Malut Rahwan K Suamba menyampaikan Pemerintah Provinsi Malut terus berupaya untuk menjaga keanekaragaman adat budaya lokal agar generasi penerus dapat menikmati khazanah kekayaan budaya Maluku Utara.
Sedangkan, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Malut Damruddin Rahman mengungkapkan tujuan digelarnya Festival Kie Raha untuk mengajak masyarakat turut serta dalam melestarikan warisan budaya.
"Terlebih Maluku Utara memiliki banyak warisan budaya, sehingga pada rangkaikan HUT RI menjadi kesempatan untuk dipromosikan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
"Festival Kie Raha bertujuan menciptakan konektivitas budaya dan menghidupkan kembali ekosistem berkelanjutan," kata Sekprov Malut Abubakar Abdullah dihubungi di Ternate, Jumat.
Festival yang digelar pada 14-16 Agustus 2024 di Sofifi mengambil tema "Rempah Kie Raha, Jalan Kebudayaan",
Menurut dia kegiatan ini diharapkan dapat menguatkan jalur rempah sebagai konektivitas ekosistem budaya di masa depan dan memperkuat peran Malut yang memiliki kejayaan di masa lampau dengan kekayaan rempah.
Menurut dia, pelestarian warisan budaya lokal bertujuan menjaga identitas dan jati diri suatu masyarakat.
"Melalui pelestarian, kita dapat memperkuat ikatan sosial dan kebanggaan terhadap warisan budaya yang dimiliki," ujarnya.
Ikut ambil bagian pada Festival Kie Raha Kesultanan Ternate, Kesultanan Bacan, Kesultanan Jailolo, Kesultanan Tidore, serta berbagai unsur masyarakat mulai dari komunitas budaya, sanggar seni dan sastra serta para pelajar.
Ratusan peserta menampilkan beragam kreativitas masing-masing di bidang seni dan budaya.
Festival Kie Raha memiliki enam kegiatan yaitu pertunjukan seni dan cipta sastra daerah dengan tema Rempahku dalam Balutan Kreativitas Anak Negeri.
Kemudian, Pameran Warisan Budaya dengan tema Merawat Warisan Budaya, Merawat Anak Cucu, Seminar Jalur Rempah dengan tema Jalur Rempah Nusantara dan Maluku Utara, Workshop Tata Kelola Festival dengan tema Festival Jalur Rempah dari Masa ke Masa.
Lalu, Workshop Perlindungan Warisan Budaya dengan tema Jalur Rempah dan Warisan Budaya dan City Tour dengan tema Cagar Budaya dalam Genggaman Milineal.
Aneka tari kreasi juga ditampilkan berpadu dengan iringan musik yang dimainkan langsung oleh peserta maupun rekaman pada pelaksanaan parade.
Tak hanya menunjukkan seni tarian-tarian yang memikat, peserta pun dibalut dengan berbagai kostum dan aksesoris warna-warni yang unik.
Sementara itu, Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi Malut Rahwan K Suamba menyampaikan Pemerintah Provinsi Malut terus berupaya untuk menjaga keanekaragaman adat budaya lokal agar generasi penerus dapat menikmati khazanah kekayaan budaya Maluku Utara.
Sedangkan, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Malut Damruddin Rahman mengungkapkan tujuan digelarnya Festival Kie Raha untuk mengajak masyarakat turut serta dalam melestarikan warisan budaya.
"Terlebih Maluku Utara memiliki banyak warisan budaya, sehingga pada rangkaikan HUT RI menjadi kesempatan untuk dipromosikan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024