Pemerintah Daerah (Pemda) Halmahera Utara (Halut), Maluku Utara (Malut) terus memantau harga komoditas olahan kelapa jenis kopra di wilayah setempat yang naik signifikan dan saat ini harganya menembus hingga Rp11.800 per kg.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Halut, Nyoter Koenoe dihubungi dari Ternate, Rabu, mengatakan, harga terakhir komoditi kopra per 18 September 2024 menginjak Rp11.800 per kg.

"Kami perbaharui terus perkembangan harga kopra per minggu nya, dan saat ini sudah di angka Rp11.800 per kg," kata Nyoter.

Disperindag terus melakukan pantauan sehingga tengkulak tidak bermain harga. Dengan demikian kesejahteraan petani kopra bisa di sesuaikan dengan harga yang ada.

"Melalui program daerah, kami terus pantau harga komoditi mulai dari Kopra, Pala, Cengkih dan harga kebutuhan pokok," katanya.

Sekedar diketahui, harga kopra tertinggi di angka Rp11.800 per kg dan terendah di angka di angka Rp10.400 per kg.

Sementara harga komoditi lain seperti pala kering tertinggi Rp. 90.000 per kilogram terendah di angka Rp 85.000.

Untuk fuli pala tertinggi Rp. 215.000 per kg, terendah Rp. 210.000 per kilogram. Dan komoditi cengkih, harga tertinggi Rp. 92.000 per kilogram dan terendah Rp 88.000 per kg.

"Selain harga kopra, harga kebutuhan lainnya seperti rempah-rempah pun mengalami kenaikan," kata Kepalanya.

Dia menyebutkan bahwa hampir sebulan terakhir sejak dilakukan pantauan mulai dari awal September 2024, harga kebutuhan masyarakat terkadang terjadi kenaikan dan penurunan yang terjadi seperti untuk bahan pokok masyarakat (Bapokmas) seperti rempah-rempah, sayur-sayuran, dan juga beras, gula, kacang hijau dan bahan lainnya.

"Iya untuk harga barang kami terus melakukan pengawasan sejak awal hingga akhir bulan September ini dan dalam pantauan kami harga Bapokmas masih fluktuatif," ujarnya.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Moh Ponting


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024