Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon mengajak perangkat desa, negeri dan kelurahan berkolaborasi menurunkan angka stunting atau kekerdilan.

"Upaya pencegahan dan penurunan kasus kekerdilan pada balita di Kota Ambon butuh sinergi dan kolaborasi semua elemen, bukan hanya pemerintah tetapi juga perangkat desa, negeri dan kelurahan bersama kader posyandu dan TP PKK, " kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah Kota Ambon, Enrico Matitaputty, di Ambon, Senin.

Ia mengatakan, tim percepatan penurunan Stunting Kota Ambon terus melakukan koordinasi terkait upaya menurunkan angka stunting.

Upaya pencegahan dan penurunan stunting bukanlah tugas yang mudah dan bisa diselesaikan secara individu, tetapi merupakan tanggung jawab bersama untuk memastikan setiap anak mendapatkan gizi yang cukup dan pola asuh yang sehat.

"Untuk penanganan stunting tidak hanya dibicarakan, tetapi harus ada kerja keras dan inovasi, " katanya.

Ia mengakui, saat ini angka kasus stunting di kota Ambon naik mencapai 435 balita atau 2,34 persen setelah dilakukan intervensi serentak stunting.

Partisipasi masyarakat membawa bayi dan balita ke Posyandu meningkat, setelah dilakukan intervensi serentak stunting, dari yang awal sebanyak 16 ribu meningkat menjadi 21 ribu balita.

berdasarkan data penimbangan balita periode Januari - Juli 2024, terdapat peningkatan signifikan angka stunting pada Juni-Juli 2024.

Ia merinci, periode Januari 2024, jumlah balita yang diukur sebanyak 16.257, temuan stunting 382 atau 2,35 persen.

Februari 2024, balita yang diukur 17.031 dan temuan stunting 387 atau 2,27 persen. Maret, balita yang diukur sebanyak 16,042 dan stunting 354 atau 2,20 persen.

Bulan April tercatat 15.789 balita yang diukur dan ditemukan 356 stunting atau 2,25 persen, sementara di Mei sebanyak 16.445 balita yang diukur dan 365 stunting atau 2,21 persen.

Sementara saat Intervensi serentak stunting pada Juni 2024, tercatat 21.175 balita yang diukur dan ditemukan 456 stunting atau 2,15 persen, dan Juli tercatat 18.147 balita yang diukur dan ditemukan 435 stunting atau 2,34 persen.

Dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan pertemuan dengan Lurah Raja dan Kepala Desa terkait strategi untuk menurunkan stunting. 

"Kami mengajak masyarakat berperan aktif dalam pemantauan dan pengukuran bayi dan balita di Posyandu, selain itu mendeteksi masalah gizi, juga memberikan edukasi dan intervensi," katanya.

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut

Editor : Daniel


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024