Ambon (ANTARA) - Prevalensi stunting balita di Kota Ambon mengalami penurunan 0,4 persen menjadi 20,7 persen dari sebelumnya 21,1 persen, kata Penjabat Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena, Selasa.
Lembaga survei kesehatan Indonesia secara nasional mengeluarkan data stunting Kota Ambon selama tiga tahun penanganan sejak penetapan lokus nasional.
Pada 2021 tercatat 21,8 persen dan turun di tahun 2022 menjadi 21,1 persen serta pada 2023 turun lagi menjadi 20,7 persen.
"Tahun 2024 merupakan tahun penanganan terakhir stunting sesuai kebijakan Presiden Joko Widodo. Stunting harus dapat diturunkan sampai 14 persen," katanya pada rembuk stunting 2024 di Ambon.
Menurut dia, menurunnya kasus stunting karena organisasi perangkat daerah (OPD) setempat dan berbagai elemen masyarakat bersinergi dan berkolaborasi.
Bodewin mengakui, penurunan angka stunting tersebut karena yang dilakukan selama ini berdampak baik. Karena itu diharapkan akan terus ada kolaborasi dan sinergi untuk menurunkan jumlah anak penderita stunting.
"Berbagai kebijakan Pemkot Ambon sejak beberapa tahun terakhir dilakukan dalam semangat dan kebijakan yang tepat untuk menurunkan angka stunting," ujarnya.
Ia berharap Pemkot Ambon melalui OPD teknis dan lembaga konvergensi lainnya dapat memutus mata rantai lahirnya anak stunting di daerah itu.