Ambon (ANTARA) - Penjabat Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena menyatakan kader posyandu berperan dalam menurunkan kasus stunting di kota itu.
Posyandu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan di lingkungan masyarakat sehingga kami berupaya memaksimalkan peran
"Kader posyandu merupakan ujung tombak pelayanan dan memiliki peranan penting menyampaikan informasi kesehatan termasuk dapat memantau tumbuh kembang anak-anak terutama di lingkungan sekitarnya," katanya saat kegiatan temu kader posyandu, di Ambon, Rabu.
Ia mengatakan, upaya pencegahan stunting yang dilakukan Pemkot, dan seluruh elemen lain seperti TP-PKK mendapatkan hasil positif yakni angka prevalensi stunting terus menurun sejak tahun 2022-2023.
Pada 2021 kasus stunting tercatat 21,8 persen dan turun di tahun 2022 menjadi 21,1 persen, serta pada 2023 turun lagi menjadi 20,7 persen.
"Tahun 2024 merupakan tahun penanganan terakhir stunting sesuai kebijakan Presiden Joko Widodo. Stunting harus dapat diturunkan sampai 14 persen, " katanya.
Seluruh upaya yang dilakukan tidak terlepas dari dukungan para kader posyandu dan TP PKK yang tersebar luas pada desa/negeri/kelurahan di lima kecamatan di kota Ambon.
"Oleh karena itu jika sampai hari ini kita ada pada perbaikan yang diperoleh, maka kita harus memberikan apresiasi kepada semua pihak yang berkontribusi khususnya kader Posyandu yang sudah melaksanakan tugas dengan baik," ujarnya.
Bodewin berharap, ke depan para kader akan dibekali pelatihan dengan tujuan mendapatkan lisensi, sehingga ketika melakukan penanganan terhadap anak yang rentan stunting dapat diakui banyak pihak.
"Sesuai rencana, tahun 2025 seluruh kader Posyandu akan mengikuti pelatihan, kemudian diberikan sertifikat pengakuan sehingga ketika mengukur balita stunting, hasil pengukuran sah, tidak lagi diperdebatkan pihak lain," katanya.
Pihaknya berharap seluruh pemangku kepentingan bersama-sama saling sinergi dan berkolaborasi dalam upaya mencegah menanggulangi stunting sehingga kasusnya semakin berkurang di tengah masyarakat.*