Ambon (Antara Maluku) - DPRD Kota Ambon meminta Pertamina Cabang Ambon dan Pemerintah Kota Ambon menormalkan pemyaluran BBM bersubsidi khususnya minyak tanah selama bulan Juli 2014 untuk mengantisipasi gejolak harga akibat kelangkaan.

"Juga sudah ada kesepakatan dalam rapat dengar pendapat antara Komisi II bersama Pertamina, Dinas Perindag Kota Ambon dan Hiswana migas agar Pertamina terhitung Jumat (27/6) menormalkan penyaluran minyak tanah ke delapan agen dan 1.773 pangkalan yang ada," kata anggota Komisi II Freits Kerlely, di Ambon, Kamis.

Dia mengatakan, hal ini sangat perlu agar selama ramadhan hingga Idul Fitri kebutuhan ril masyarakat Kota Ambon akan BBM bersubsidi terpenuhi tanpa ada gejolak harga.

Menurutnya, sebenarnya dalam rapat dengar pendapat tadi pihak Pertamina maupun Hiswana migas tidak berterus terang terkait penyaluran minyak tanah, namun dari data yang disampaikan Pertamina melalui Sales Executive Retail IV Pertamina Cabang Ambon Fandy Ivan Nugroho dalam rapat tadi, sudah mulai kelihatan.

"Karena itu besok kita akan lanjutkan rapat dengar pendapat ini untuk menguji data penyaluran BBM subsidi dalam hal ini minyak tanah ke Agen dan Pangkalan di Kota Ambon," ujarnya.

Dari rapat itu, lanjutnya, bisa diketahui apabila ada penimbunan.

"Yang jelas data kuota yang ada 42.112 kilo liter untuk Kota Ambon sudah tersalur 50 persen," katanya.

"Kalau sampai 50 persen sudah tersalur itu berarti kurang lebih kebutuhan masyarakat sudah terjawab, tetapi faktanya bahwa terjadi kelangkaan minyak tanah di Kota Ambon selama ini," katanya.

Freits mengatakan, sampai hari ini masih terjadi kelangkaan minyak tanah di Kota Ambon, dimana sebagian masyarakat membeli dengan harga Rp4.000/liter, sedangkan per gen ukuran lima liter berkisar antara Rp20.000-Rp25.000.

"Padahal kita tahu selama ini Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan Pemerintah Kota Ambon yakni Rp3.200/liter," katanya.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014