Gubernur Maluku terpilih Hendrik Lewerissa mengusulkan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk dapat membangun Maluku Integrated Port atau pelabuhan terpadu di daerah itu.
"Kami telah menemui Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono agar dapat merealisasikan hal tersebut," kata Hendrik saat dihubungi dari Ambon, Rabu.
Ia menjelaskan konsep pelabuhan yang diusulkan mengintegrasikan berbagai layanan dan fasilitas untuk mendukung berbagai aktivitas ekonomi, perikanan, logistik, dan transportasi secara efisien dalam satu lokasi.
"Pelabuhan terpadu ini dirancang tidak hanya untuk aktivitas bongkar muat barang, tetapi juga untuk mendukung kegiatan industri, distribusi, perdagangan, dan pengelolaan logistik secara terintegrasi," ujar Lewerissa.
Ia mengungkapkan pihaknya sekaligus mengusulkan lokasi pembangunan Maluku Integrated Port ini, yaitu di Waisarisa, Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
"Mengingat lahan tersedia sudah siap pakai karena telah didukung oleh infrastruktur dasar yang sudah tersedia sejak dulu," kata Lewerissa.
Sementara itu terkait rencana pembiayaan pembangunan Maluku Integrated Port ini, ia berharap dibiayai oleh APBN secara bertahap dan pengelolaannya melibatkan sektor swasta.
"Diharapkan usulan pembangunan Maluku Integrated Port ini ditindaklanjuti dengan segera melakukan studi kelayakan dari berbagai aspek," kata Lewerissa.
Dalam kesempatan tersebut, kata Lewerissa menyampaikan bahwa penting untuk menghentikan kebijakan alih muatan atau perdagangan ikan di atas kapal yang membuat potensi triliunan pendapatan per tahun Provinsi Maluku hilang, dengan berbagai pertimbangan.
"Yakni hasil tangkapan dari Laut Maluku (Aru, Banda, dan lain lain) tidak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Maluku, karena sebagian besar nelayan yang beroperasi di laut Aru adalah nelayan Pantura Jawa. Selain itu terjadi alih muatan di tengah laut mengakibatkan tidak adanya retribusi ke daerah penghasil, apalagi dengan besar luasan laut Maluku, aparat susah melakukan pengawasan," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2025