Ternate (Antara Maluku) - Kalangan pengusaha di Maluku Utara (Malut) meminta Pemprov Malut membangun bandara alternatif agar jika Bandara Babullah Ternate ditutup untuk penerbangan akibat erupsi Gunung Gamalama penerbangan dialihkan ke bandara alternatif itu.

"Dalam dua hari ini Bandara Babullah Ternate ditutup untuk aktivitas penerbangan akibat erupsi Gunung Gamalama dan ini selalu terjadi setiap gunung itu erupsi, sehingga menghambat transportasi udara dari dan ke Bandara Babullah," kata salah seorang pengusaha di Malut Mochtar di Ternate, Sabtu.

Jika ada bandara alternatif, penutupan Bandara Babullah akibat erupsi Gamalama tidak terlalu menjadi masalah karena penerbangan bisa dialihkan ke bandara alternatif, sehingga mobilitas masyarakat dari dan ke Malut melalui transportasi udara tidak akan terganggu.

Ia mengatakan, di Malut memang ada bandara Leo Watimena Morotai yang bisa didarati dengan pesawat berbadan lebar yang selama ini melayani rute penerbangan dari dan ke Bandara Babullah Ternate, tetapi Bandara Leo Watimena sangat jauh dari Ternate sehingga tidak cocok untuk menjadi bandara alternatif.

Bandara alternatif sebaiknya berada di daratan Halmahera yang dekat dengan Ternate dan Sofifi, sehingga jika penerbangan dialihkan ke bandara alternatif itu tidak menyulitkan bagi masyarakat yang akan menggunakan transportasi udara, baik yang akan berangkat maupun yang tiba.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Telekomunikasi dan Informatika Provinsi Malut Burhan Mansur mengatakan Pemprov Malut telah memprogramkan pembangunan Bandara Kao di Kabupaten Halmahera Utara menjadi bandara alternatif, bahkan akan dijadikan pintu keluar masuk utama Malut.

Bandara Kao selama ini sudah dimanfaatkan untuk penerbangan perintis, sehingga jika digunakan untuk penerbangan pesawat berbadan lebar harus dikembangkan, terutama dari segi panjang dan lebar landasan pacu serta fasilitas penunjang lainnya dan itu sudah masuk dalam program prioritas Pemprov Malut untuk lima tahun ke depan.

"Pemprov Malut telah mengusulkan pengembangan Bandara Kao tersebut ke Kementerian Perubungan dan sudah mendapat lampu hijau. Kami berharap dana untuk penambahan panjang landasan dan infrastruktur lainnya sudah bisa dialokasikan melalui APBN pada tahun 2015," katanya.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014