Ambon (Antara Maluku) - Kapten Inf Idris Leurima, oknum anggota TNI-AD yang diduga mabuk berat melakukan penganiayaan terhadap Selvy Porumau, yang berprofesi sebagai guru di SMA Negeri 1 Wonreli, Pulau-Pulau Terselatan Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku.
"Dia memukul saya dari bagian kepala hingga terjatuh tanpa alasan jelas dan saya sendiri tidak pernah mengenali yang bersangkutan sehingga persoalan ini akan dilaporkan ke Pomdam XVI/Pattimura," kata Selvy yang dihubungi dari Ambon, Kamis.
Aksi penganiayaan itu terjadi pada Selasa,(10/2) malam ketika korban sedang menjaga warungnya.
Namun pelaku yang mendatangi korban dalam keadaan mabuk berat langsung melontarkan kata-kata caci-maki serta melakukan pemukulan sambil menuding korban pernah berpacaran dengan anak buahnya ketika menjadi Danramil di Wonreli-Kisar beberapaa tahun silam.
Saat ini yang bersangkutan sudah pindah tugas dan menjadi anggota Kodim Maluku Tenggara Barat di Kota Saumlaki, tetapi yang bersangkutan sengaja pergi ke Wonreli mencari korban untuk dianiaya.
"Saya tidak pernah mengenali pelaku maupun pacaran dengan anggotanya, karena saya masih kuliah di Kota Ambon," ujar Selvy.
Ketika terjadi aksi penganiayaan, korban berupaya melaporkan peristiwa tersebut ke Danramil Wonreli, Lettu Inf Leonard Latueru namun niat itu diurungkan karena Danramil sedang tidak berada di tempat.
"Hari ini kami kembali melaporkan tindakan oknum perwira tersebut ke Danramil karena beliau sudah kembali dari luar daerah kemudian persoalan ini diteruskan ke Pomdam XVI/Pattimura di Ambon," ujar Shelvy.
Sementara kakak kandung korban, Johanes Porumau minta adiknya melakukan pemeriksaan intensif di rumah sakit agar dijadikan bukti tindak kekerasan oknum pelaku.
"Pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dan diproses secara hukum agar tidak berlaku semena-mena terhadap rakyat," kata Johanes.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015
"Dia memukul saya dari bagian kepala hingga terjatuh tanpa alasan jelas dan saya sendiri tidak pernah mengenali yang bersangkutan sehingga persoalan ini akan dilaporkan ke Pomdam XVI/Pattimura," kata Selvy yang dihubungi dari Ambon, Kamis.
Aksi penganiayaan itu terjadi pada Selasa,(10/2) malam ketika korban sedang menjaga warungnya.
Namun pelaku yang mendatangi korban dalam keadaan mabuk berat langsung melontarkan kata-kata caci-maki serta melakukan pemukulan sambil menuding korban pernah berpacaran dengan anak buahnya ketika menjadi Danramil di Wonreli-Kisar beberapaa tahun silam.
Saat ini yang bersangkutan sudah pindah tugas dan menjadi anggota Kodim Maluku Tenggara Barat di Kota Saumlaki, tetapi yang bersangkutan sengaja pergi ke Wonreli mencari korban untuk dianiaya.
"Saya tidak pernah mengenali pelaku maupun pacaran dengan anggotanya, karena saya masih kuliah di Kota Ambon," ujar Selvy.
Ketika terjadi aksi penganiayaan, korban berupaya melaporkan peristiwa tersebut ke Danramil Wonreli, Lettu Inf Leonard Latueru namun niat itu diurungkan karena Danramil sedang tidak berada di tempat.
"Hari ini kami kembali melaporkan tindakan oknum perwira tersebut ke Danramil karena beliau sudah kembali dari luar daerah kemudian persoalan ini diteruskan ke Pomdam XVI/Pattimura di Ambon," ujar Shelvy.
Sementara kakak kandung korban, Johanes Porumau minta adiknya melakukan pemeriksaan intensif di rumah sakit agar dijadikan bukti tindak kekerasan oknum pelaku.
"Pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dan diproses secara hukum agar tidak berlaku semena-mena terhadap rakyat," kata Johanes.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015